Okey, hari ini jadwal tour berikutnya adalah Mekong Delta Full Day Trip. Terdengar amat sangat menyenangkan? Yeaaaa
Seperti biasa, pagi di kantor TheSinhTourist sudah banyak peserta tour yang datang. Bus sendiri dijadwalkan berangkat jam setengah sembilan. Dan, aku kemudian bertemu dengan Stepensen. Turis asal Malaysia. Nggak tahu nih orang seru sendiri pas liat aku, mungkin senang aja kali yah, ketemu lagi di rombongan tour yang sama. Dia sendiri bersama 3 teman lannya.
Berusaha cari anggota group lainnya untuk diajak ngobrol, aku kemudian merapat ke seorang Jepang, yang kemudian ku ketahui bernama Daisuke, #solotraveller juga.
8:30 bus yang dipenuhi turis, termasuk aku (halah) pun meluncur 2 jam menuju Mekong Delta dengan dipandu seorang guide. Beruntung jika memang booking tour seorang diri, karena di bus pun dikasih duduk sendiri, sementara bangku di sebelah juga kosong. Begitu pun Daisuke.
Perjalanan menuju Mekong Delta, tak banyak yang ku lakukan, selain untuk tidur. Yap, selalu saja kurang tidur, p
Lepas dari pusat kota, bus masuk ke....mungkin sebutannya jalan tol kali yah. Jalan ini lebih tenang, nggak sering la
Hujan menyambut kami saat kapal mulai membelah sungai Mekong. Angin dari sisi kiri melengkapi guyuran hujan yang perlahan membuat aku menggeser posisi duduk di sisi kanan kapal. Tapi, juru kemudi memperingatkan kami untuk tetap menyeimbangkan kapal, karena kapal sudah sedikit miring ke kanan akibat sejumlah penumpang memilih menyelamatkan diri dari terpaan hujan. Kontan, tak banyak pilihan, aku dan beberapa penumpang pun, setengah hati relah berbasah-basahan.
Untungnya hujan turun hanya beberapa menit saja (baca: sebentar). Kami pun selanjutnya duduk manis, hingga jelang perhentian pertama.
Perhentian pertama ini, kami singgah di sebuah delta pulau bernama Phoenix. Setelah kapal merapat, kami pun menyusuri jalan setapak yang sedikit licin, imbas dari hujan tadi. Sepi, itu kesan pertama yang aku tangkap. Jelas ini merupakan pengalaman pertamaku menginjakkan kaki di sebuah delta sungai berpenghuni. Ajaib aja kesannya. Karena entah butuh berapa tahun, endapan tanah ini membentuk sebuah 'pulau' di tengah sungai, apalagi jika kemudian orang-orang memilih tinggal di dalamnya.
Sedikit sok tahu, tiap kali guide memperkenalkan buah-buah lokal yang ada di pulau itu, aku selalu menjawabnya, 'Di negara saya, namanya Jeruk Bali, Cepedak, dan Buah Naga'. Mengeluh tak banyak yang bisa dilihat, kecuali saat ada seorang perempuan warga lokal yang tekun membuat kertas yang terbuat dari nasi. Kertas ini biasa digunakan untuk membungkus penganan khas dari Vietnam. Aku lupa namanya. Ini menarik, karena, pekerjaannya dilakukan secara tradisional.
Tidak jauh dari lokasi pertama, kami diajak melihat beragam kerajinan yang terbuat dari tempurung kelapa. Pun, tidak ada yang menarik perhatianku, kecuali bercakap dengan teman-teman baru, dan mengabadikan beberapa foto.
Satu-satunya yang menarik perhatianku adalah saat guide mengajak kami makan siang. Yihaaaaa
Restoran di tepi
Sejurus kemudia
Selesai di persinggahan pertama, kami lanjutkan perjalanan ke delta berikutnya. Delta ini khusus untuk pertenakan madu.
Ke lokasi ini tidak membutuhkan waktu yang lama, kira-kira lima belas menit, itu pun juga tidak membosankan, karena, sepanjang perjalanan pun juga disuguhi dengan sejumlah rumah terapung warga lokal.
Dan, setibanya kami di delta ini, kami pun disuguhi dengan minuman teh madu. Seger seger seger. Meski sebenarnya tidak terlalu istimewa sih penyajiannya, tapi tetap saja, dengan suasana berbeda, aku tetap bisa menikmati apapun di sini. Termasuk saat nekat mengangkat papan kawat yang berisi ribuan madu dan berfoto. Seru aja. Hal ini pernah aku lakukan saat liputan di bumi perkemahan Cibubur.
Usai sajian teh madu, dan berjalan-jalan sedikit di sekitarnya, termasuk toko oleh-oleh, kami pun di ajak untuk menyusuri jalan kampung ini. Dan ternyata, ada kejutan seruuuuuu. Damn, ini beneran seru, naik delman khasnya Vietnam, dan ini tidak ada di dalam buku petunjuk paket wisata yang
Jadi, delman ini mengantar kami menelusuri kampung dari ujung pulau ke ujung pulau lainnya. Tersedia 7 delman, dan akunya yang karena begitu senangnya, hampir terjatuh, saat kudanya itu, tanpa kasih tahu ke aku, dah kabur aja. lol
Sepuluh menitan kami berdelman ria, bertemu dengan turis lainnya yang justru memilih bersepeda keliling pulau, saling bertegur dan menyapa. Sweet. Hingga kemudian kami turun dan diberi kejutan lainnya yang nggak kalah dengan yang sebelumnya. Disuguhi lagu-lagu rakyat di sebuah saung di tepi sungai. Mantap.
Mana paham dengan lagu yang dinyanyikan, guide menjelaskan, kalau lirik lagu itu berisi ungkapan rasa cinta. Dalem. Mereka, para penyanyi, dengan diiringi pemain musik, secara bergantian menyanyikan, kurang lebih 4 buah lagi. Dan kami pun menikmati sajian tersebut dengan menyantap, sajian buah-buahan tropis; pisang, buah naga, belimbing dan jeruk.
Di sini aku kenal dengan Andi Nguyen, turis lokal asal Hanoi, yang menjadi teman perjalananku berikutnya di Hanoi. Dia staff admin sebuah maskapai besar yang berbasis di Hanoi.
Meskipun waktu sudah sore, dan aku pikir ini adalah titik terakhir tour di Mekong, tapi ternyataaaaa. Ah ingin menulis secara detail apa yang terjadi sepanjang hari iniiiiiii. Karena, transportasi selanjutnya adalah dengan sampan. Mantap, kan?
Aku satu sampan de
Ah, ini adalah perjalanan terakhir, karena sudah cukup lelah. Namun, ternyataaaaaa, titik berikutnya adalah ke delta berikutnya. Pingsan.
Memang tidak lama bagi kami singgah di pulau yang satu ini, dan pulau ini khusus untuk membuat permen dari kelapa. Just it. Namun, di pulau ini, aku kenalan dengan Vaness, turis dari Singapura, teman perjalanan Sebastian, turis asal Malaysia. Kami bicara banyak tentang perjalanan kami masing-masing. Dan Vaness cukup mengatakan aku gila dengan melakukan perjalanan sendiri di Vietnam. Aku pun mengungkapkan alasan kenapa aku melakukan ini seorang diri.
Mekong Delta is awesome beneran, yah, perjalanannya, ya teman-temannya, dan harga yang harus aku bayar untuk semua pengalaman perjalanan itu hanya kurang dari 300 ribu rupiah.
0 komentar:
Post a Comment