Thursday, March 24, 2011

#Bukittinggi, West Sumatra (Part 10)

Setelah 3 jam berkeliling kota dengan berjalan kaki seorang diri, aku pun kembali ke titik nol, Menara Jam Gadang. Di sinilah, aku janji ketemu lagi dengan Am. Namun, belum panjang lebar bercerita perjalanan city tour dengannya, Am ajak aku liputan kriminal. 5 menit dari Menara Jam Gadang, ada kasus seorang pria yang tewas di dalam kamar penginapan. Dugaan saat itu adalah over dosis. Bersama reporter tv lokal yang bersamanya saat itu, kami pun menuju tempat kejadian perkara. Sesaat nafsu liburanku hilang. Nafsu liputan yang kemudian menguasaiku. Kasus kematian pula. Widiiiih. Kebayang seperti apa sosok jenazah tersebut.
Tidak berapa lama, kami pun tiba. Sudah banyak teman-teman wartawan yang datang. Begitu pun dari polisi setempat. Sempat juga berkenalan dengan mereka. Ok, ini saatnya bergaul dengan cara lain. Cukup ramai suasananya. Dalam artian, lepas dari adanya seseorang yang tewas, aku, teman-teman wartawan lokal, dan polisi, asik berbaur. Biasanya, kan, selama perjalanan, tidak ada teman bicara, tapi ini....menemukan 1 hal yang beda. Gembira.
Tidak lama kemudian, kami menyudahi liputan dadakan. Yup, polisi, dengan sejumlah alasan, melarang untuk ambil gambar. Sebenarnya di TKP, ada juga seorang pelaku hipnotis, yang ditangkap dari lokasi lain. Tapi, saat ingin diliput, polisi segera membawanya ke Polsek. Oke, kasus kematian dan kejahatan hipnotis. Intermezzo liburanku.
Segera Am dan aku kembali ke Menara Jam Gadang, dan bertemulah kami dengan teman-teman wartawan lainnya. Ngobrol lagi dan lagi, plus bonus kuaci dari Satlantas yang ada di sekitaran jam Gadang. Berbagi pengalaman. Dan tentunya sesi foto-foto. Untung ada teman fotografer dari Antara.
Dan seperti biasa, komentar pun muncul, saat mereka tahu, aku melakukan perjalanan keliling Sumatra Barat seorang diri. Nekat, ucap mereka. Tapi, mereka pun ucap kata salut, aku pun merona. *gubrak.
Yeaaaah, aku seneng bertemu dengan teman-teman seprofesi, setelah sekian hari mengaku sebagai karyawan asuransi pada tiap orang yang bertanya. Upz.
Dari obrolan standing party dengan kuaci itulah, aku ditawarkan untuk berkunjung ke Solok. Mmmmmmmh tawaran yang menggiurkan. Berat untuk ditolak. Apalagi kemudian mendengar Batu Sangkar. Serasa ingin tetap berada di Sumatra Barat. Tapi, meski backpacker yang bnlindtraveller, aku harus sadar waktu dan disiplin waktu. Ini adalah hari terakhir aku di Sumatra Barat, dan Bukittinggi adalah kota terakhir. Dari Bukittinggi aku akan lanjutkan perjalanan 6 jam ke Pekanbaru, untuk istirahat dan kembali ke Jakarta pada minggu sorenya. Dan yang aku tahu hanya ada travel dari Bukittinggi ke Pekanbaru, dan itu dimulai pukul 3 sore. Jadi aku nggak berani macam-macam.
Sisa waktu di Bukittinggi, aku manfaatkan dengan berkeliling ke sisi kota lainnya. Namun, kali ini, aku bermotor. Singgah ke Rumah Bung Hatta. Foto-foto dan ...... Hahahahahah yup, sedikit waktu yang aku punya di Sumatra Barat, ternyata masih bisa singgah ke kota lain. Yup yup yup,
aku melanggar komitmen untuk mendapatkan persinggahan terakhir sebelum lanjut ke Pekanbaru. Jadi, jika membentang garis lurus, dari Bukittinggi ->Pekanbaru itu ada kabupaten yang memiliki keindahan alam luar biasa. Jadi, ringkasnya, daripada habisin waktu berjam-jam di dalam mobil travel, baiknya aku potong waktu perjalanan dengan menyusuri jalan, menghemat waktu sekaligus memanipulasi jadwal. Segera ku lanjutkan perjalanan ke Payakumbuh ke Lembah Harau. Yihaaaaaaaaaa
Powered by Telkomsel BlackBerry®

0 komentar:

Powered by Blogger.