Sunday, February 21, 2010

Nine

Guido Contini, sutradara film, berkejaran dengan waktu pembuatan film terbarunya. Namun, ide tidak berpihak padanya. Sementara, ia juga harus berhadapan dengan wanita-wanita dalam hidupnya, istri dan selingkuhannya. Konfliknya memang terkesan biasa. Jika tidak mau dibilang pasaran. Tapi, sosok Daniel Day-Lewis, Marion Cotillard, Nicole Kidman, Penelope Cruz, Judi Dench, Sophia Loren, bisa menjadi alasan untuk tetap terus nonton film garapan Rob Marshall ini. Alasan lainnya karena film ini adalah drama musikal. Semua peran dipastikan ambil bagian untuk lebih dari sekedar akting. Penelope Cruz! Aaaaarg! Kate Hudson!

Thursday, February 18, 2010

Menyeruput Sekoteng @ Kemiri Pejaten Village

Kesan megah pusat perbelanjaan di bilangan pejaten, pasar minggu ini, ternyata menyimpan nostalgia akan masa lalu. Deretan tiap kedai makanan franchise di tiap lantai, rasanya tak cukup puas menikmati sajian ala western. Cobalah bernostalgia dengan menyeruput sekoteng, sambil mendengarkan sayup sayup lagu tempo dulu. Atau jika itu belum cukup, cicipi mie jawa, tongseng kambing, dan es goyang sekalipun.
Saya sengaja memilih tempat duduk yang punya pandangan luas, sampil menyeruput sekoteng. Jadi, selain perut terisi, mata juga dapat belanja nuansa kampung. Baiknya sih, sebelum memutuskan ingin menyantap menu yang ada, Anda berjalan-jalan saja di area resto yang cukup luas ini.

Relung (Part 3)

Dah sepuluh hari. Terasa banget jenuhnya berada di rumah sakit. Sendiri pula. Tanpa pacar. "Damn! Thanx Rio, lo dah ingetin gue untuk mencari seorang pacar. Tapi lo gak tau kalo kondisi gue sekarang ini, karena dalam perjuangan mencari pacar", umpatku sekesal-kesalnya.
Time to go home now. Dokter Laksmi meminta ku untuk terus kontrol dan melakukan fisioterapi. Ya ya ya ya ya.
Syukurnya, patah tulang ku tidak begitu parah, tapi harus nunggu tiga minggu untuk lepas gips. Lecet di lengan ku pun, sudah mengering. Memar di badan pun sudah berangsur membaik. Cidera di kepala saja yang masih harus rutin di cek. Pfuih, jadi penyakitan gini. Antibiotik, vitamin, dan .... obat tidur....lagi????
Dengan kondisi seperti ini, mustahil aku bisa kembali ke kantor. Jadi, sementara ini tugas kantor bisa aku lakukan di rumahku.

Monday, February 15, 2010

Puluhan Pendonor Darah Ramaikan 'Bloody Valentine'

Minggu, 14 Februari 2010 | 16:00 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Suasana guyub terlihat di ruang donor darah Palang Merah Indonesia Jakarta Pusat, Ahad (14/2) sore. Belasan calon pendonor darah di ruang itu, tampak saling berkenalan dan bertukar informasi, meski sebenarnya mereka berasal dari komunitas yang sama: situs kaskus.us.

"Kami baru kopi darat sekaligus charity (beramal) di PMI," kata Eva, salah satu anggota Kaskus Indonesian Traveller (KIT), salah satu grup yang terbentuk dari situs komunitas tersebut.

'Bloody Valentine' adalah nama acara donor darah bersama di PMI dalam rangka Valentine atau hari kasih sayang. Penggagas kegiatan ini bukan KIT, melainkan sebuah komunitas pengguna layanan internet sebuah operator seluler. "Kegiatan ini sudah dua kali kami lakukan," kata Adi Pamungkas, ketua komunitas tersebut.

Wednesday, February 10, 2010

Mumet

Rasanya ingin meledak saja kepala ini. Ibarat harddisk komputer, kepala ini sudah penuh,

Sunday, February 07, 2010

Relung (Part 2)

“Hi, Bim!”
“Hi, Bim!”
“Apa kabar, Bro?”
Mendadak suasana pecah dengan suara yang aku kenal akrab. Masih dalam keadaan mata terpejam, aku coba mengenali suara itu satu persatu. Anti, Dina, dan Rio. Teman kantorku. Aku berusaha membuka mataku yang begitu lekat. Efek obat tidur yang aku minum siang tadi, ternyata masih kuat efeknya.
“Hai, guyz!” sapaku setengah berbisik.
“Aduh, sorry, Bim, dah ganggu waktu istirahat lo!” ujar Anti seraya mendekat. Dina dan Rio mengekor di belakang dan kemudian mengelilingiku.
“Gak apa-apa, kok, aku seneng ketemu kalian!” jawabku.
“Mudah-mudahan, sih, kehadiran kami, gak ganggu kamu. Nih, ada buket bunga dari temen-temen kantor. Mereka juga titip salam untuk kamu. Kangen tuh!”

Saturday, February 06, 2010

Relung (The Series)

Sudah seminggu sejak aku bulat dengan keputusan itu. Tapi menjelang satu minggu ini, aku merasa jengah dengan semuanya. Apa salahku? Kenapa jujur dengan perasaan juga kemudian harus dipersalahkan. Dan kini setelah sempat ku ungkap rasa itu, keadaan kemudian tidak menjadi lebih baik. Sms yang tak terbalas, ku pikir sibuk lah. Atau dia memang perlu waktu. Yah, waktu. Aku ingin menelponnya, tidak hanya sms. Aku ingin benar-benar menghubunginya. Ada apa? Haruskah ku menghubunginya atau dia memang perlu waktu untuk menyendiri. Menghubunginya akan menjawab semua pertanyaan itu.
Kriiiing...kriiing
Cukup sekali saja aku menghubunginya.
Aku bersandar pada kursi kerjaku. Meregangkan otot kaki dan tanganku. Menghela nafas panjang. Pejamkan mata. Ah sudahlah. Pikirku dalam hati. Sudah saatnya memang. Dia ingin benar-benar pergi. Dan tidak ingin lagi di ganggu oleh bajingan seperti ku.
Powered by Blogger.