Wednesday, December 31, 2008

lay down

Ada rasa enggan beranjak dari peraduan, meski mentari sudah menantangku dengan panasnya. Berulang kali hela nafasku mengusir keluh di pagi. Menata semangat untuk satu hari. Satu hari ini saja. Satu hari ini dulu. Itu pun bila kumampu. Tapi, bagaimana ku dapat melangkah, jika mataku enggan mengajakku langkahi hari ini.

in fuoco

Aku baru saja masuk ke dalam fase baru perjuangan hidup yang aku ciptakan sendiri untuk satu jalan yang aku anggap dapat memberi pencerahan pada diriku.

Monday, December 29, 2008

Con te

Mencoba untuk terbiasa dengan keadaan baru di dalam hati yang telah mulai terisi. Terisi oleh gelisah, penat, dan cinta. Entah mana yang akan mendominasi? Seberapa besar kekuatanku untuk dapat menang dengan pertarungan batin dan cinta yang aku punya? Aku tidak ingin ungkap. Aku ingin simpan ini sendiri. Meski ini bukan kebiasaanku. Tapi, kenapa harus teredam? Dan kenapa harus dipaksakan samar, kalau cinta ini sebenarnya telah ada dan telah kita nikmati?

Sunday, December 28, 2008

Me in grey area

Aku hanya ingin menata hidupku. Dan aku ingin tahu tujuan akhir hidupku. Apakah salah? Dan ketika kemudian harus berbenturan dengan kepentingan pihak lain, apakah aku harus mengorbankan perasaan diriku untuk diberikan kebahagiaan ke orang lain? Dan ketika waktu terus berjalan, apakah penyesalan yang akan datang akan terhapus dari sebuah permintaan maaf yang datang? hanya karena membela kebahagiaan orang lain sementara kebahagiaanku sendiri tidak aku perjuangkan?

Saturday, December 27, 2008

Share with me, please!!!

Jakarta pagi tadi teramat lengang. Taksi yang kutumpangi pun melaju di atas kecepatan 80 kilometer per jam, tanpa hambatan sama sekali. Nggak heran, kalo nyampe kantor 30 menit dari yang biasanya satu jam lebih. Andai Jakarta bersahabat seperti ini setiap hari. Kepala masih tersisah efek pening imbas dari kurang tidur sebelumnya. Sementara, semalam pun tidur tidak pula nyenyak. Tidak ingin terlambat bangun untuk ke kantor, alarm dan morning call pun sedia membangunkanku. 5 jam waktu tidurku. Badanku sudah mulai hangat. Perlu aspirin. Atau tidur lebih lama. Entah yang mana bisa ku pilih sebagai alternatifnya. Tidak ingin terlalu merasa drop, apapun ku kerjakan di kantor. Ngoprek Fezbuq, compile dok liputan pribadi, dan nulis di blog. Kata-kata yang tersusun ini sebenarnya benar-benar pilihan. Kata-kata yang tertulis gak muda terlahir. Agh, ingin sekali berbaring dan merasakan indahnya kata-kata yang ku ketik semalam. Mencoba terbiasa dengan perubahan yang datang mendadak. Aku ingin merasakannya kembali.

Friday, December 26, 2008

Skype.....love you much

Apapun teknologi yang diberikan saat ini sangat membantu, terutama teknologi komunikasi. Jenuh bekerja malam ternyata mampu dihibur dengan keberadaan Skype dan Yahoo Messanger. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Tapi kehidupan di belahan dunia sana, tentunya masih bisa beraktifitas normal. Setidaknya di sana baru jam 9 malam. Damn, Come va, Leo? ini temanku asal Taiwan yang sudah lima tahun di Firenze, sebelumnya di Siena. Jago basket dan mahir melukis. Lumayan lama ngobrol di Skype. Well, dia akan meneruskan kuliah seninya di Belanda, karena dapat beasiswa. Sepertinya jiwa seniman lukis benar-benar terealisir, tunggu aja saat dia menjadi besar. Jadi ngiri. Lanjut obrolan ke Kroasia. Ada Zagi di sana. Dia biasa aku panggil mio grande fratello. Hudri Ga. Coz memang asyik diajak ngobrol n ngemong banget. hehehehe Zagi nama panggilannya, coz dia dari Zagreb, di Bosnia. Tapi sekarang menetap di Kroasia, sama fidanzatanya. Damn kalo dah seperti ini, rasanya dunia dekettttt banget. Jadi kangen ma temen-temen lama euy. Terus, si Aladino juga akhirnya buat fezbuk. Bienvenue, mon ami. Update kabar terakhir, ternyata setelah aku telpon dia hari senin, aladino bilang, uang yang ia titipkan itu untuk dibeliin barang yang aku suka, coz dia bingung ma ngasih kado apa ke aku. Terharu euy. Aku sempet chatting dengannya di fezbuk, sebelum akhirnya ia pamit untuk makan malam. Yang gak kalah serunya adalah chatting dengan temen2 dari Flash Community. Guyz....seru banget malam ini. upz, pagi euy....dah jam 4 pagi, adhie sign out....

Thursday, December 25, 2008

Passe la nuit in ufficio

Hai, mestinya hari ini bisa jadi lebih menyenangkan, terus berada di dalam rumah. Di mulai dengan bangun siang, terus mandi - upz - yang ini jarang dilakukan -, than minum kopi, langsung buka laptop n browsing whole day. Terus...terus....dan terus. Tapi, nyatanya, lepas maghrib harus berangkat kantor, ngasih materi untuk diedit editor di lantai 5 shif 3 hingga esok pagi. Jam segini udah di kantor, periksa materi yang siap edit, dan menunggu jam 11 malam menuju lantai lima yang super sepi dan dingin. Sementara, sambil menunggu update blogger n fezbuq dulu heheheheh. Masih banyak teman yang beraktifitas di malam hari ini, bagi mereka yang programnya tayang malam hari. Dan akan berganti orang-orang ketika lepas tengah malam nanti untuk yang bertugas di program pagi. Seperti inilah suasananya.


Sunday, December 21, 2008

Tour Old City

Sudah lama sebenarnya ingin singgah ke museum prasasti, terutama setelah selesai melakukan report tentang museum wayang. coz keduanya punya ikatan khusus. namun baru sekarang ini terlaksana. Bangun pagi jam 4:45 setelah sebelumnya hanya dapat tidur jam 11:30, lepas taping christmas di Kampung Tugu. Khawatir tidak cukup tidur dan berimbas pada muka yang tampak kelelahan di depan kamera. Tapi apa daya, sudah tugas. Jadilah Shubuh dijemput. Wex 5 jam tidur. Sebagai orang dengan tipe pendendam dengan jadwal jam tidur...welll hellooooo sepertinya esok hari harus tidur lebih lama or pilihan kedua tidur lebih awal. Hujan mengguyur Jakarta cukup deras jam 5 pagi, tapi mobil masih dapat menerabas jalan, meski harus ekstra hati-hati. Jalan yang masih sepi cukup membuat mobil leluasa melaju, hingga tiba lah di kantor. Brrrrr dingin. Terus saja hujan mengacam liputan ku hari ini coz jam enam hingga 7:30 hujan masih saja turun dengan deras. Aku sudah di Medan Merdeka Barat, tepat di Museum Nasional. Pfuih, pagi-pagi sudah siap dengan sarapan kuliah kehidupan prasejarah. Mulai dari jaman batu tua, batu muda, hingga peradaban manusia di mezzolitikhum. Bersama Komunitas Historical, aku pun menyusuri jalan Tanah Abang hingga Cideng. Mencari titik peninggalan jaman masa kolonial Jepang 1942- 1945, di mana kala itu orang eropa memiliki kehidupan yang sudah tidak menentu sejak pendudukan Jepang era itu. Dan terciptalah kamp tawanan perang. Meski jejak ini sudah tidak terlihat jelas di sepanjang kali Cideng. Yah, seperti inilah bangsa yang memiliki sejarah??? bingung. Tapi masih tetap inget kalau sudah capek n ngantuk.

Saturday, December 20, 2008

For Christmas Episode @ Kampung Tugu

Ini kali ke tiga ke Kampung Tugu. Pertama, saat ada festival tugu 15 November 2008, than saat buat profil Gereja Kampung Tugu dan kini untuk edisi Natal Periskop. Hikz, yang jelas ini adalah taping terakhir untuk Periskop. Well tinggal menghitung mundur aja. Coz, per 1 Januari 2009, 'mainan' ku itu udah gak tayang lagi. Aku juga pada akhirnya garap program baru. Lepas dari kenyataan yang ada, toh, kerja keras seharian di Kampung Tugu tidak mengurangi semangat kami. Go Guyz!!! Secara pribadi. I do really enjoying the ambiance of this spot. Really. Penduduknya ramah banget. Welcome habis 'n banyak membantu. Jadi, tidak ada kesulitan untuk kami menggarap episode setengah jam di sana.


Sandal dan persahabatan

Aku kaget ketika chatting tadi, coz aku dapat kabar, temenku - Aladino - menitipkan sejumlah uang atas sandal yang aku beri ke dia melalui teman yang kebetulan sedang belajar di Siena. Aku gak nyangka kalau dia memiliki pikiran untuk mengganti sandal itu dengan sejumlah euro. Padahal, kalau aku tukarkan euro itu, bisa aku beli puluhan sandal serupa. Tapi, ini bukan perkara sendal dan uang. Niat memberi yang dia lakukan saja sudah membuat aku gak bisa berkata apa-apa. Dan aku baru tahu dia lakukan itu setelah setahun kemudian.
Namanya Aladino. Cowok asal Maroko itu ku kenal karena satu kampus waktu aku kuliah di Siena. Aku kemudian menjadi sangat akrab karena kami berdua bilingue, dia bisa bahasa prancis dan itali. Jadinya kami klop satu sama lain. Gak heran kalau di tiap percakapan, aku ngomong bahasa prancis namun dia jawab dalam bahasa itali, dan begitu sebaliknya. Bahkan dia ku juluki kamus berjalan. Karena dia kerap membenarkan grammar ku. Dia juga lah yang menunjukkan tempat-tempat eksotik di Siena. Well, singkat cerita, dia tertarik dengan sandal yang aku pakai sehari hari di saat kuliah maupun main. Di hari terakhir aku di Siena, dia pun dengan lugas mengatakan keinginannya untuk memiliki sendal itu. Padahal sendal itu sudah cukup dikatakan usang. Sendal itu juga baru aku pakai dua bulan. Dan di kirim langsung dari Jakarta. Intinya sih, aku nggak mau ngasih sendal bekas. Tapi, dia maksa. Dan dia senang banget dengan sendal itu, ketika dia tahu aku meluluskan untuk memberikan sendal itu. Buatku Aladino bukan hanya sekedar teman, bahkan dia dah sudah aku anggap saudara. Yang membuat ku lebih haru adalah, niatnya ketika kau menjelang hari hari terakhir di Italia. Dia datang ke Roma untuk bertemu dengan aku. Dan menghabiskan malam dengan berjalan-jalan di sekitara Colloseum, bersama teman teman dari Turki lainnya. Cukup melelahkan saat itu. Dan kami tidak bisa bermalam-malam, karena besok hari take off ke Jakarta. Di esok paginya, aku tidak mengira sama sekali yang dia lakukan. Aku dah di stasiun kereta, bahkan aku sudah berada di atas kereta menuju bandara, Aladino telpon kalau dia sudah di Stasiun, sesudah lima menit kereta langsir. God.... aku nangis haru dengan yang dia lakukan, dengan persahabatan yang ia tunjukkan kepada ku. Waktu berlalu, aku pun pada akhirnya menitipkan al-quran yang memang juga ia suka lewat seorang teman yang ke Siena. Aku nggak keberatan dengan hal itu, karena aku sudah khatam dengan Al-Quran itu. Selang berapa lama, aku dapat telpon dari Aladino, kalau sendal yang dia pakai sudah rusak. Aku gak kaget lah dengan berita itu. Dia kemudian minta dikirimin sendal lagi. Melalui seorang teman yang juga akan berangkat ke Siena, aku titipkan lah sendal itu. Dan aku baru tahu tadi, kalau ia mengganti uang pembelian sendal itu. Dan kenyataannya sekarang...Al, tu ne faut pas payer pour cela. Je t'ai donne parce que tu l'aimes e t'es mon ami. L'argent es rien pour nous, alors. J'ai pas de paroles a descriver mes sentiment des que je sache que tu le faisait. Dis-moi qu'est-ce que je doi faire avec ce l'argent??? Al, tu me manques, mon cher ami!!!

Sunday, December 14, 2008

Battle ready

Bergabung bersama Flashcom berarti siap memasuki sebuah komunitas yang melek teknologi. Karena merekalah sebenar-benarnya pengguna internet dan menjadikan internet sebagai bagian dari sebuah keseharian. Jadi tidak heran kalau topik seputar teknologi selalu menjadi pusat obrolan. Dan bergabung bersama Flashcom berarti juga siap memasuki sebuah komunitas yang terbentuk dari pribadi-pribadi yang unik satu sama lain. Unik karena mereka datang dari beragam profesi dan latar belakang yang beragam. Namun, nyatanya internet juga mampu mempersatukan komunitas ini. Ratusan yang tergabung dalam komunitas ini, tidak saja saling berbagi pengetahun teknologi terbaru, tapi juga berimbas pada lahirnya jaringan persahabatan. Dan semoga saja, persahabatan yang ada bukanlah persahabatan yang dangkal...come n go....come n go. Guyz, komunitas ini butuh kita!!!


Saturday, December 13, 2008

Feel Free

Cukup sudah dua hari dengan penuh pergulatan yang tiada henti. Sudah saatnya menghibur diri tanpa peduli apapun. Aku berhak dapatkan itu. Banyak cerita yang tersimpan, tapi tak satupun bisa diungkap. Bukan tidak ingin, melainkan tidak bisa pula. Entah, tiba-tiba semua bloquer. Di sinilah aku sekarang, Bandung. Damn, kenapa dua hari ini seperti berada di neraka. Untungnya pergulatan emosi ku masih bisa teredam. Dua minggu lebih, aku berkutat dengan permasalah microphone yang hilang di kantor, berat permasalahannya karena mic itu dipinjam atas namaku. Sementara aku sadar banget gak lagi pinjam mic itu. Jadinya selama kurun waktu itu, konsentrasiku terbagi, antara pekerjaan, kehilangan mic, dan permasalahan berimbas pada keuanganku satu tahun ke depan. Wec, aku harus ganti mic itu lah. Tuhan beri aku jalan. Sehari sebelum deadline. Mic itu ku temukan di dalam sebuah laci pojok ruangan dekat ruang digitize. Yup di laci Xin Wen. Damn, aku benar benar mengutuk orang yang berani menyimpan mic itu. Entah sadar or ga, tetep aja tidak dibenarkan menyimpan mic selama dua minggu. Apalagi status mic itu dipinjam bukan atas namanya. Ngga tau diri dan benar benar gak lucu. Gak punya pikiran. Apa yang akan terjadi kalo aku tidak menemukan mic itu lepas tanggal 15? Gaji ku dipotong perbulannya selama satu tahun. MIKIR GAK SECH LO???? Kerugian yang dialami karena kelakukan lo yang benar benar GAK LUCU!!!! MERDE!!!! Aku berhak luapin kata kata ini, karena perasaan ini yang aku pendam selama dua minggu, dengan segala komplikasi sebabnya kemudian hari. GILA!!! Satu permasalahan belum terlalu usai, keesokan harinya, kejadian yang bikin ngenes. Tapi sudahlah, sekarang aku dah bersama teman teman baruku. Membuka pergaulan baru. So far, mereka cukup menyenangkan. Dan apa yang kudapati sekarang, aku nikmati. Karena gak ada cara lain, bukan?

Thursday, December 11, 2008

le memoria

Habis baca email jaman dulu di yahoo. Gak terasa jatuh juga air mata, hiks. Banyak banget kenangan yang tertulis. Ada ide untuk membuat novel, nech. Karena tulisannya dari hati banget dan apa adanya.
Powered by Blogger.