Wednesday, December 31, 2008

lay down

Ada rasa enggan beranjak dari peraduan, meski mentari sudah menantangku dengan panasnya. Berulang kali hela nafasku mengusir keluh di pagi. Menata semangat untuk satu hari. Satu hari ini saja. Satu hari ini dulu. Itu pun bila kumampu. Tapi, bagaimana ku dapat melangkah, jika mataku enggan mengajakku langkahi hari ini.

in fuoco

Aku baru saja masuk ke dalam fase baru perjuangan hidup yang aku ciptakan sendiri untuk satu jalan yang aku anggap dapat memberi pencerahan pada diriku.

Monday, December 29, 2008

Con te

Mencoba untuk terbiasa dengan keadaan baru di dalam hati yang telah mulai terisi. Terisi oleh gelisah, penat, dan cinta. Entah mana yang akan mendominasi? Seberapa besar kekuatanku untuk dapat menang dengan pertarungan batin dan cinta yang aku punya? Aku tidak ingin ungkap. Aku ingin simpan ini sendiri. Meski ini bukan kebiasaanku. Tapi, kenapa harus teredam? Dan kenapa harus dipaksakan samar, kalau cinta ini sebenarnya telah ada dan telah kita nikmati?

Sunday, December 28, 2008

Me in grey area

Aku hanya ingin menata hidupku. Dan aku ingin tahu tujuan akhir hidupku. Apakah salah? Dan ketika kemudian harus berbenturan dengan kepentingan pihak lain, apakah aku harus mengorbankan perasaan diriku untuk diberikan kebahagiaan ke orang lain? Dan ketika waktu terus berjalan, apakah penyesalan yang akan datang akan terhapus dari sebuah permintaan maaf yang datang? hanya karena membela kebahagiaan orang lain sementara kebahagiaanku sendiri tidak aku perjuangkan?

Saturday, December 27, 2008

Share with me, please!!!

Jakarta pagi tadi teramat lengang. Taksi yang kutumpangi pun melaju di atas kecepatan 80 kilometer per jam, tanpa hambatan sama sekali. Nggak heran, kalo nyampe kantor 30 menit dari yang biasanya satu jam lebih. Andai Jakarta bersahabat seperti ini setiap hari. Kepala masih tersisah efek pening imbas dari kurang tidur sebelumnya. Sementara, semalam pun tidur tidak pula nyenyak. Tidak ingin terlambat bangun untuk ke kantor, alarm dan morning call pun sedia membangunkanku. 5 jam waktu tidurku. Badanku sudah mulai hangat. Perlu aspirin. Atau tidur lebih lama. Entah yang mana bisa ku pilih sebagai alternatifnya. Tidak ingin terlalu merasa drop, apapun ku kerjakan di kantor. Ngoprek Fezbuq, compile dok liputan pribadi, dan nulis di blog. Kata-kata yang tersusun ini sebenarnya benar-benar pilihan. Kata-kata yang tertulis gak muda terlahir. Agh, ingin sekali berbaring dan merasakan indahnya kata-kata yang ku ketik semalam. Mencoba terbiasa dengan perubahan yang datang mendadak. Aku ingin merasakannya kembali.

Friday, December 26, 2008

Skype.....love you much

Apapun teknologi yang diberikan saat ini sangat membantu, terutama teknologi komunikasi. Jenuh bekerja malam ternyata mampu dihibur dengan keberadaan Skype dan Yahoo Messanger. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Tapi kehidupan di belahan dunia sana, tentunya masih bisa beraktifitas normal. Setidaknya di sana baru jam 9 malam. Damn, Come va, Leo? ini temanku asal Taiwan yang sudah lima tahun di Firenze, sebelumnya di Siena. Jago basket dan mahir melukis. Lumayan lama ngobrol di Skype. Well, dia akan meneruskan kuliah seninya di Belanda, karena dapat beasiswa. Sepertinya jiwa seniman lukis benar-benar terealisir, tunggu aja saat dia menjadi besar. Jadi ngiri. Lanjut obrolan ke Kroasia. Ada Zagi di sana. Dia biasa aku panggil mio grande fratello. Hudri Ga. Coz memang asyik diajak ngobrol n ngemong banget. hehehehe Zagi nama panggilannya, coz dia dari Zagreb, di Bosnia. Tapi sekarang menetap di Kroasia, sama fidanzatanya. Damn kalo dah seperti ini, rasanya dunia dekettttt banget. Jadi kangen ma temen-temen lama euy. Terus, si Aladino juga akhirnya buat fezbuk. Bienvenue, mon ami. Update kabar terakhir, ternyata setelah aku telpon dia hari senin, aladino bilang, uang yang ia titipkan itu untuk dibeliin barang yang aku suka, coz dia bingung ma ngasih kado apa ke aku. Terharu euy. Aku sempet chatting dengannya di fezbuk, sebelum akhirnya ia pamit untuk makan malam. Yang gak kalah serunya adalah chatting dengan temen2 dari Flash Community. Guyz....seru banget malam ini. upz, pagi euy....dah jam 4 pagi, adhie sign out....

Thursday, December 25, 2008

Passe la nuit in ufficio

Hai, mestinya hari ini bisa jadi lebih menyenangkan, terus berada di dalam rumah. Di mulai dengan bangun siang, terus mandi - upz - yang ini jarang dilakukan -, than minum kopi, langsung buka laptop n browsing whole day. Terus...terus....dan terus. Tapi, nyatanya, lepas maghrib harus berangkat kantor, ngasih materi untuk diedit editor di lantai 5 shif 3 hingga esok pagi. Jam segini udah di kantor, periksa materi yang siap edit, dan menunggu jam 11 malam menuju lantai lima yang super sepi dan dingin. Sementara, sambil menunggu update blogger n fezbuq dulu heheheheh. Masih banyak teman yang beraktifitas di malam hari ini, bagi mereka yang programnya tayang malam hari. Dan akan berganti orang-orang ketika lepas tengah malam nanti untuk yang bertugas di program pagi. Seperti inilah suasananya.


Sunday, December 21, 2008

Tour Old City

Sudah lama sebenarnya ingin singgah ke museum prasasti, terutama setelah selesai melakukan report tentang museum wayang. coz keduanya punya ikatan khusus. namun baru sekarang ini terlaksana. Bangun pagi jam 4:45 setelah sebelumnya hanya dapat tidur jam 11:30, lepas taping christmas di Kampung Tugu. Khawatir tidak cukup tidur dan berimbas pada muka yang tampak kelelahan di depan kamera. Tapi apa daya, sudah tugas. Jadilah Shubuh dijemput. Wex 5 jam tidur. Sebagai orang dengan tipe pendendam dengan jadwal jam tidur...welll hellooooo sepertinya esok hari harus tidur lebih lama or pilihan kedua tidur lebih awal. Hujan mengguyur Jakarta cukup deras jam 5 pagi, tapi mobil masih dapat menerabas jalan, meski harus ekstra hati-hati. Jalan yang masih sepi cukup membuat mobil leluasa melaju, hingga tiba lah di kantor. Brrrrr dingin. Terus saja hujan mengacam liputan ku hari ini coz jam enam hingga 7:30 hujan masih saja turun dengan deras. Aku sudah di Medan Merdeka Barat, tepat di Museum Nasional. Pfuih, pagi-pagi sudah siap dengan sarapan kuliah kehidupan prasejarah. Mulai dari jaman batu tua, batu muda, hingga peradaban manusia di mezzolitikhum. Bersama Komunitas Historical, aku pun menyusuri jalan Tanah Abang hingga Cideng. Mencari titik peninggalan jaman masa kolonial Jepang 1942- 1945, di mana kala itu orang eropa memiliki kehidupan yang sudah tidak menentu sejak pendudukan Jepang era itu. Dan terciptalah kamp tawanan perang. Meski jejak ini sudah tidak terlihat jelas di sepanjang kali Cideng. Yah, seperti inilah bangsa yang memiliki sejarah??? bingung. Tapi masih tetap inget kalau sudah capek n ngantuk.

Saturday, December 20, 2008

For Christmas Episode @ Kampung Tugu

Ini kali ke tiga ke Kampung Tugu. Pertama, saat ada festival tugu 15 November 2008, than saat buat profil Gereja Kampung Tugu dan kini untuk edisi Natal Periskop. Hikz, yang jelas ini adalah taping terakhir untuk Periskop. Well tinggal menghitung mundur aja. Coz, per 1 Januari 2009, 'mainan' ku itu udah gak tayang lagi. Aku juga pada akhirnya garap program baru. Lepas dari kenyataan yang ada, toh, kerja keras seharian di Kampung Tugu tidak mengurangi semangat kami. Go Guyz!!! Secara pribadi. I do really enjoying the ambiance of this spot. Really. Penduduknya ramah banget. Welcome habis 'n banyak membantu. Jadi, tidak ada kesulitan untuk kami menggarap episode setengah jam di sana.


Sandal dan persahabatan

Aku kaget ketika chatting tadi, coz aku dapat kabar, temenku - Aladino - menitipkan sejumlah uang atas sandal yang aku beri ke dia melalui teman yang kebetulan sedang belajar di Siena. Aku gak nyangka kalau dia memiliki pikiran untuk mengganti sandal itu dengan sejumlah euro. Padahal, kalau aku tukarkan euro itu, bisa aku beli puluhan sandal serupa. Tapi, ini bukan perkara sendal dan uang. Niat memberi yang dia lakukan saja sudah membuat aku gak bisa berkata apa-apa. Dan aku baru tahu dia lakukan itu setelah setahun kemudian.
Namanya Aladino. Cowok asal Maroko itu ku kenal karena satu kampus waktu aku kuliah di Siena. Aku kemudian menjadi sangat akrab karena kami berdua bilingue, dia bisa bahasa prancis dan itali. Jadinya kami klop satu sama lain. Gak heran kalau di tiap percakapan, aku ngomong bahasa prancis namun dia jawab dalam bahasa itali, dan begitu sebaliknya. Bahkan dia ku juluki kamus berjalan. Karena dia kerap membenarkan grammar ku. Dia juga lah yang menunjukkan tempat-tempat eksotik di Siena. Well, singkat cerita, dia tertarik dengan sandal yang aku pakai sehari hari di saat kuliah maupun main. Di hari terakhir aku di Siena, dia pun dengan lugas mengatakan keinginannya untuk memiliki sendal itu. Padahal sendal itu sudah cukup dikatakan usang. Sendal itu juga baru aku pakai dua bulan. Dan di kirim langsung dari Jakarta. Intinya sih, aku nggak mau ngasih sendal bekas. Tapi, dia maksa. Dan dia senang banget dengan sendal itu, ketika dia tahu aku meluluskan untuk memberikan sendal itu. Buatku Aladino bukan hanya sekedar teman, bahkan dia dah sudah aku anggap saudara. Yang membuat ku lebih haru adalah, niatnya ketika kau menjelang hari hari terakhir di Italia. Dia datang ke Roma untuk bertemu dengan aku. Dan menghabiskan malam dengan berjalan-jalan di sekitara Colloseum, bersama teman teman dari Turki lainnya. Cukup melelahkan saat itu. Dan kami tidak bisa bermalam-malam, karena besok hari take off ke Jakarta. Di esok paginya, aku tidak mengira sama sekali yang dia lakukan. Aku dah di stasiun kereta, bahkan aku sudah berada di atas kereta menuju bandara, Aladino telpon kalau dia sudah di Stasiun, sesudah lima menit kereta langsir. God.... aku nangis haru dengan yang dia lakukan, dengan persahabatan yang ia tunjukkan kepada ku. Waktu berlalu, aku pun pada akhirnya menitipkan al-quran yang memang juga ia suka lewat seorang teman yang ke Siena. Aku nggak keberatan dengan hal itu, karena aku sudah khatam dengan Al-Quran itu. Selang berapa lama, aku dapat telpon dari Aladino, kalau sendal yang dia pakai sudah rusak. Aku gak kaget lah dengan berita itu. Dia kemudian minta dikirimin sendal lagi. Melalui seorang teman yang juga akan berangkat ke Siena, aku titipkan lah sendal itu. Dan aku baru tahu tadi, kalau ia mengganti uang pembelian sendal itu. Dan kenyataannya sekarang...Al, tu ne faut pas payer pour cela. Je t'ai donne parce que tu l'aimes e t'es mon ami. L'argent es rien pour nous, alors. J'ai pas de paroles a descriver mes sentiment des que je sache que tu le faisait. Dis-moi qu'est-ce que je doi faire avec ce l'argent??? Al, tu me manques, mon cher ami!!!

Sunday, December 14, 2008

Battle ready

Bergabung bersama Flashcom berarti siap memasuki sebuah komunitas yang melek teknologi. Karena merekalah sebenar-benarnya pengguna internet dan menjadikan internet sebagai bagian dari sebuah keseharian. Jadi tidak heran kalau topik seputar teknologi selalu menjadi pusat obrolan. Dan bergabung bersama Flashcom berarti juga siap memasuki sebuah komunitas yang terbentuk dari pribadi-pribadi yang unik satu sama lain. Unik karena mereka datang dari beragam profesi dan latar belakang yang beragam. Namun, nyatanya internet juga mampu mempersatukan komunitas ini. Ratusan yang tergabung dalam komunitas ini, tidak saja saling berbagi pengetahun teknologi terbaru, tapi juga berimbas pada lahirnya jaringan persahabatan. Dan semoga saja, persahabatan yang ada bukanlah persahabatan yang dangkal...come n go....come n go. Guyz, komunitas ini butuh kita!!!


Saturday, December 13, 2008

Feel Free

Cukup sudah dua hari dengan penuh pergulatan yang tiada henti. Sudah saatnya menghibur diri tanpa peduli apapun. Aku berhak dapatkan itu. Banyak cerita yang tersimpan, tapi tak satupun bisa diungkap. Bukan tidak ingin, melainkan tidak bisa pula. Entah, tiba-tiba semua bloquer. Di sinilah aku sekarang, Bandung. Damn, kenapa dua hari ini seperti berada di neraka. Untungnya pergulatan emosi ku masih bisa teredam. Dua minggu lebih, aku berkutat dengan permasalah microphone yang hilang di kantor, berat permasalahannya karena mic itu dipinjam atas namaku. Sementara aku sadar banget gak lagi pinjam mic itu. Jadinya selama kurun waktu itu, konsentrasiku terbagi, antara pekerjaan, kehilangan mic, dan permasalahan berimbas pada keuanganku satu tahun ke depan. Wec, aku harus ganti mic itu lah. Tuhan beri aku jalan. Sehari sebelum deadline. Mic itu ku temukan di dalam sebuah laci pojok ruangan dekat ruang digitize. Yup di laci Xin Wen. Damn, aku benar benar mengutuk orang yang berani menyimpan mic itu. Entah sadar or ga, tetep aja tidak dibenarkan menyimpan mic selama dua minggu. Apalagi status mic itu dipinjam bukan atas namanya. Ngga tau diri dan benar benar gak lucu. Gak punya pikiran. Apa yang akan terjadi kalo aku tidak menemukan mic itu lepas tanggal 15? Gaji ku dipotong perbulannya selama satu tahun. MIKIR GAK SECH LO???? Kerugian yang dialami karena kelakukan lo yang benar benar GAK LUCU!!!! MERDE!!!! Aku berhak luapin kata kata ini, karena perasaan ini yang aku pendam selama dua minggu, dengan segala komplikasi sebabnya kemudian hari. GILA!!! Satu permasalahan belum terlalu usai, keesokan harinya, kejadian yang bikin ngenes. Tapi sudahlah, sekarang aku dah bersama teman teman baruku. Membuka pergaulan baru. So far, mereka cukup menyenangkan. Dan apa yang kudapati sekarang, aku nikmati. Karena gak ada cara lain, bukan?

Thursday, December 11, 2008

le memoria

Habis baca email jaman dulu di yahoo. Gak terasa jatuh juga air mata, hiks. Banyak banget kenangan yang tertulis. Ada ide untuk membuat novel, nech. Karena tulisannya dari hati banget dan apa adanya.

Thursday, November 27, 2008

Countdown

Lepas dari semua yang ada rasanya berendam dalam kesunyian adalah pilihan terakhir, daripada harus bermuram dan mengutuk diri. Semuanya bisa saja menjadi mungkin, tapi apakah lelah dapat meluluskan keinginan yang kutahu adalah sesuatu yang mustahil. Kenapa semuanya kemudian menjadi karam? Terdiam di kedalaman. Teronggok bisa dalam kesunyian yang begitu dingin. Bernafas pun tidak bisa, bahkan enggan untuk menyambung asa. Biar ini kemudian tenggelam saja. Tak ada lagi eksistensi atas kemampuan. Meski banyak ingin yang muncul. Tapi, jika waktu telah ditentukan, ku mau apa lagi? Apalagi? Balik lagi ke filosofiku "Berkorban untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar"

Saturday, November 22, 2008

thnx fezbuq

Nggak bisa dibilang sebagai facebook addicted juga sih, meski kini lebih banyak menghabiskan waktu ngoprek fezbuq. Tagging foto ke temen-temen lama, dan puas dengan melihat kepuasan di mereka saat melihat foto-foto jadul. Gosh. Meski gak bisa melihati secara visual, tapi dari email balasan yang aku terima, beragam ekspresi yang kudapatkan, mulai dari teriak, tertawa, sedih, menangis. Indah rasanya bisa memberikan kebahagiaan ke teman yang kita sayangi, meski hanya lewat foto. Dan yakin deh, foto berbicara banyak terhadap apa yang telah dilakukan. Dari selembar foto, aku bisa saja membuat sebuah script cerita panjang. Tapi, aku lebih memilih senyum dan memiliki itu sendiri. Dan biar orang-orang yang ada difoto itu yang tahu apa yang tersurat dan tersirat , penuh makna. Guyz, gw kangen bangeeeeed ma kalian.

Thursday, November 20, 2008

Lontano

Mi sento come è in un punto sopra la punta di un albero che non ha molti posti in cui stare e anche a muoversi. Situato in una saturazione. Nel frattempo, molti desiderato. Non è divertente in queste condizioni. Voglio andare così lontano.

3 sessions syndrome

Nonton serial tv sebenarnya hal yang benar benar menyita waktu n duit. tapi kalo suka, apapun dilakuin. Tapi, jika serial itu kemudian memiliki plot yang njelimet n mengada-ada. TAMAT, deh. Heroes sepertinya yang akhirnya tidak akan kuteruskan untuk melanjutkan nonton. Cukuplah musim pertama dan musim kedua membuat ku terperengah dengan plot yang kuuuuul. Meski sebenarnya di ujung musim kedua sudah mulai tampak....kok jadi gini...kok jadi gitu. Ya wez, mungkin penambahan karakter bisa bangun cerita yang dinegeri sananya sendiri juga dah merosot. Nyatanya...pfuih malas melanjutkannya. Setali tiga uang ku tanam kekecewaan dengan Traveler. Anjrit, ini serial keren banget. Bikin gak berhenti untuk nonton. Plotnya bagus. Keren. Meskipun inspired dari beberapa serial sebelumnya yang memaksa tokoh utama dikejar-kejar polisi a.k.a cerita gak original. Tapiiiiiiiii....damned cuma bisa nonton sampai musik pertama. Gak ada kabar lagi tuh serial. Pernah juga ngikutin Prison Break n Supernatural......menyedihkan. Kalau Prison Break....aduh gak kuatlah nunggu endingnya, dah lagi ceritanya diulur-ulur. Supernatural juga. Asik banget ngikutin musin sampai dua musim. Hantunya asik. Yang dihunting juga jelas. But....enough dech

Saturday, November 15, 2008

Ho 28 anni

28? Gosh!!!! Yup, aku dah berusia 28 hari ini. Melewati detik-detik pergantian hari hanya aku jalani dengan tidur dua jam sebelum detik berganti hari. Lelah dari pekerjaan hari sebelumnya dan harus bangun pagi pula untuk liputan. Jam sembilan pastinya. Berarti harus take-off dari rumah jam 7. Berarti harus bangun jam 6 (paling lambat) berarti harus tidur setidaknya 7 jam. Begitu hitung-hitungannya. Dan pagi sudah berada di kantor persiapan ke kampung tugu. Camper-nya cahya? Yes. Upz, masuk keruang camstore. “hapy b’day, Di”. Wex. Aku pun kasih tanda agar tidak melanjutkan ucapannya, dengan isyarat agar tidak terucap keras. Aku memang terbiasa tidak mem-publish kapan ulang tahunku. Terdaftar di facebook n friendster rasanya cukup deh. Coz setelah teregistrasi, maka otomatis ulang tahun akan di publish mereka. Makanya, sebelum berangkat ke kampung tugu, aku sempetin buka fesbuk di kantor. Hehehehe ada sejumlah ucapan sih dari temen-temenku. Thnx, guyz. Selebihnya, hanya menjadi kesenangan pribadi aja kalo hari ini aku ulang tahun. Lagipula ucapan langsung karena mereka tahu aku berulang tahun hari ini, lebih dalam maknanya, dari pada mengucapkan ulang tahun setelah kue ada di hadapan. Gak bisa disalahkan juga sih, kalo mereka gak tahu. Malas aja publish n ‘guyz gw ulang tahun lo hari ini!!!!” malu deh aku kalo sempat melakukan itu. Cari perhatian banget. N gak penting juga. Bukannya bertambahnya usia itu harus dimaknai, dan bukannya dirayakan? Mmmmm makna? Dah sadar akan banyak tuntutan yang akan diemban olehku di usia ini. Tuntutan sosial utamanya. No comment dech. Yang jelas, dengan apa yang aku miliki saat ini, aku cukup bahagia, meski jauh dari tingkat kepuasanku. Next will be better lah. Tul, kan, hun?



vecchia chiessa dal portuguise

Pose di dekat lonceng gereja yang udah berusia 260-an tahun. Ini adalah gereja tertua yang di miliki Jakarta, or komunitas kampung tugu tentunya. Secara fisik, arsitekturnya sederhana. Nilai tambahnya adalah karena banyak membawa pengaruh arsitektur dan gaya barok pada furniture dalamnya. Daun jendela dan daun pintu yang besar juga dominan sekali. Dan dinding yang tinggi, kurang lebih delapan meter yah. Beruntung sekali bisa masuk ke gereja yang dulunya hanya dipakai oleh komunitas kampung tugu saja. Sekarang masyarakat luas juga boleh beribadah di sini. Hampir dua jam menjelajah interiornya. Sampai diperbolehkan naik ke atas mimbar. Nah, di lokasi foto ini juga aku buat untuk closing stand up materi.

Thursday, November 13, 2008

Bung Karno behind me

Jangan percaya dengan senyuman itu. Hanya acting. Coz aku takut ketinggian. Inilah akhir dari perjalanan meliput Gelora Bung Karno. Cukup melelahkan, but it was so fun!!! Merasakan masuk ke dalam kawasan yang menjadi warisan nasional. Fri Paz untuk melihat sudut arsitektur rusia. Dokumentasi foto-foto jadul stadiun dari masa ke masa juga sudah di tangan. Mmm

Wednesday, November 12, 2008

nippon maru

fa caldo

Tuesday, November 11, 2008

lov u mac, mom



gila


berharap bisa plg cepat dgn naik busway, nyatanya antrian mengular di halte busway dukuh atas. Gila yah. Padahal pola seperti ini sudah terbaca. Nyatanya??! Maunya apa? Belum lagi ruang untuk tunggu, nyaris tidak ada sirkulasi udara, hasilnya PUANAZZZ.

Monday, November 10, 2008

James Bond


Setelah menunggu hujan cukup lama untuk reda, here i am. Pfuih, akhirnya tiket dah di tangan. Cari pos yg asyik, ga mungkin lah. Tapi, cukup lumayan posisinya. Ingat nonton serial ini sebelumnya 2 tahun lalu, dan seri yg sekarang rilis november juga.

Saturday, November 01, 2008

hujan n mampir d shi jack


Gak mgkn menerobos hjn yg begitu deras. Posisi dkt mangkunegaran untk SIEM. So, shi jack jadi plhn utama untk mencari hangat. Segelas susu coklat panas, b'harap bisa buat hangat bdn. Yg unik, nama 'menu' d buat fun, misalnya, sukatman, tante susy, suteja, stang, n superman. Sdgkn untk makanan, ada pisang owol yg artinya ya...gitu dech. So, mampirlah tnda susu d kota barat, jalan muwardi, solo. Buka dari jam 5 till telas a.k.a habis.

Friday, October 31, 2008

faccio BATIK


Ingin sekali belajar batik

Wednesday, October 29, 2008

un grande dolore

Della prima volta accetato questo viaggio non mi sento bene. Prima di partenza, ci sono le problemo , supratutto con l’aerio per prendermi a fuori citta. Et oggi, dopo 5 giorni, i giorni sono abbastanza bastardi. E resta 5 giorno. Non sono securo che cosa sara. Ma provero a ottimista. Mungkin ada baiknya bercermin. Tapi apa yang dapat direfleksikan dari bayangan cermin yang didapat. Nggak banyak hal yang bisa ditangkap. Dan aku kemudian merana? Entah. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan saat ini.

Saturday, October 25, 2008

Rekso Projo


Nampang bentar di Loji gandrung

Solo 1st day

Pagi di hari pertama di Kota Solo, sudah bertandang ke Hotel Sunan. Bukan untuk ceck in tapi untuk mengurus banyak hal untuk liputan sepuluh hari ke depan di Solo. Tiba semalam di Solo dengan Sriwijaya Air jam 19:45. Langsung meluncur ke Pramesthi, kurang lebih lima belas menit dari bandara. Menelusuri malam yang masih muda. Capek n laper. Dan foto di atas adalah sebagian dari aktifitas panitia yang incharge di WHCC dan Siem. Sementara jumlah yang lebih banyak lagi dapat di temui di lobby bawah. Perjalanan yang cukup panjang berada di kota ini. Suhu? Dieu, il faut chaut chaque jour, je crois. Dormiro per 4 giorni in Riyadi Palace. Masih ngantuk banget euy. Tapi, perjalanan hari ini adalah ke Sragen. Satu setengah jam perjalanan menuju barat pusat kota. Adoh a.k.a jauh yah. Secara hari ini belum banyak acara yang bisa dicover. Baru sore menjelang malam. Dan besok adalah adalah acara terpadat. Nikmatin aja lah. Masih nggak habis pikir untuk charge taksi 40.000 dari bandara ke hotel meski jarak yang ditempuh relatif dekat. Jadi berpikir, bagaimana operator taksi itu menghitungnya yah???

Friday, October 24, 2008

Sabar euy


Heran bgt ma penumpang pesawat, blm juga pesawat buka pintu dah pada diri. Aneh

nge- Blog partout

Yeeeee, aku nemuin cara baru untuk tetap update blog dimanapun aku berada. Ini sebenarnya teknologi lama yang sudah dikembangkan Blogger dengan Google, hanya saja aku baru 'menemukan' teknologi. But, tetap saja yang dibutuhkan adalah jaringan komunikasi yang tetap dapat diakses dimana pun aku berada. Jieeee. Mmmmm jadi tambah rajin dech nih update blog. Via handphone pula, untungnya, perangkat teknlolgi dari Sony Ericsson K850i juga menanamkan software blog untuk tiap foto yang berhasil dicapture. Jadi, tambah cinta dengn SE.

Thursday, October 23, 2008

Ho Pianto

ho ricevuto la lettera merda. Non so perche? ho gia fato tutto cose. Dimmi!!!! che cosa faro per avere un bel posto!!!!! Mattina, pensavo che non e bel tempo per piangere.

Sunday, October 19, 2008

@ Leksika Bukstore

Sudah cukup lama sebenarnya melintas di depan toko buku ini. Tapi gak cukup waktu – a.k.a – malas untuk mampir. Sepintas memang bentuk bangunan ini lebih dominan dari pada bangunan di sekitarnya. Lokasi yang dekat dengan tepi jalan juga sebenarnya buat orang untuk penasaran untuk coba cari tahu isi dalam dari toko buku ini. Memang jelas isinya buku. Tapi, melihat tampilan luarnya aja dah bikin nafsu untuk segera dapat singgah. Bangunan empat lantai ini, cukup luas memiliki area parkir. Dinding dominan kaca juga memperkuat kesan modern n minimalis. Nah, empat lantai ini sebenarnya, mewakili dari tema buku yang dijual perlantainya. Uniknya, lantai pun diberi warna tema berbeda. Dan lantai di mana saat ini aku berada adalah lantai orange. Bukan lantai dengan keseluruhan diberi warna orange. Tapi warna orange banyak di pakai untuk memberikan aksen kuat pada judul buku dan lampu gantung. Sudah dua jam ini aku nongkrong di cafe di lantai empat ini. Apalagi kalau bukan browsing. Hehehe yup Leksika juga menyediakan fasilitas free wifi di lantai empat ini. Untuk menambah kenyamanan pengguna, juga disediakan cafe. Harus beli tentunya. Tapi untuk menggunakan fasilitas wifi, free. Ingat free. Udah gitu di kasih fasilitas listrik pula hehehe. Jadi kalau yang nggak tahu diri, bisa browsing dari toko buka hingga toko tutup. Sebenarnya, motivasiku berada disini bukan semata mata ingin benar benar ke Leksika, tapi ada misi lain. Memata matai tempat ini, lantaran ingin membuat liputan tentang Leksika. Motivasi lain adalah coz koneksi internet TELKOMSEL FLASH yang drop banget belakangan ini. Pfuih.
Lokasinya tuh, dekat kantor PDI Perjuangan, di depannya banget. Susah yah, ngebayanginnya. Di jalan raya lenteng agung, kalo dari arah depok, dekat dengan fly over tanjung barat ke arah pasar minggu yah. or dekat stasiun tanjung barat. Jalan dikit aja ke arah selatan.

Wednesday, October 15, 2008

Lavoro


Stanco


Tuesday, October 14, 2008

travaille


La part de mon bureau

Sunday, October 05, 2008

lebaran

Lebaran sudah lewat. Bertambahnya usia tampaknya, kemeriahan juga jadi berkurang. Sudah tak perlu lagi direpotkan beli baju lebaran atau lainnya. Justru sekarang lebih berpikir, bagaimana bisa kasih uang untuk keponakan atau beli keperluan lebaran lainnya untuk di rumah. Duh, jadi ingat saat kalap borong belanjaan saat ada bazar di kantor. Beli ini itu yang sebenarnya Cuma lapar mata aja dan didorong dengan kesempatan yang ada. Pertanyaan selanjutnya, aku beli barang karena ingin atau perlu? Yang jelas, balik lagi masalah lebaran, aku hanya berdua saja dengan nyokap di rumah. Anggota keluarga yang lain sudah memiliki kehidupan lainnya. Sebagai yang dituakan di garis keluarga bokap, berimbas pada mengalirnya kedatangan saudara, adik dari bapak, sepupu, dan lain-lainnya ke rumah. Tak ayal, gak sempat bisa berduduk lama, karena sebentar saja tamu silih berganti datang. Seru? Pfuih seru banget. Tapi, kemeriahan lebaran tahun ini ada yang beda. Dua adik bokap dah nggak ada sejak hampir setahun lalu. Berasa aja kehilangannya. Setahun kemarin, aku masih bisa mendengar adik bokap yang selalu menjadi imam masjid keluarga di sepanjang tarawih. Lebaran berkunjung ke rumahnya. Sekedar kumpul dengan saudara-saudara lainnya.

Monday, September 29, 2008

ben pagato?

Puasa menjelang hari terakhir. Jangan tanya kualitas puasa ku tahun ini. Banyak yang Tuhan sudah beri ke aku, tapi sebaliknya. Tapi banyak pula yang tidak kumiliki lagi di bulan puasa tahun ini. Tahun ini, sepanjang perjalanan sejarah, aku tidak buka puasa dengan teman-temanku. Baik itu buka puasa di luar, apalagi di rumah yang memang biasa aku adakan, sebagai ajang reuni kecil2an. Sudahlah, hidup sudah banyak yang berubah. Prioritas sudah sangat dimatangkan. Dan buka puasa sudah bukan lagi milik kami dan bukan prioritas kami. Well, banyak hal yang kupikirkan, tapi banyak pula yang diacuhkan dan dianggap angin lalu. Ada pula sejumlah kebahagiaan yang kumiliki, tapi aku masih inginkan kebahagiaan lain. Tak jarang, aku paksa diriku berpikir keras untuk raih kebahagiaan lain itu dan menampik banyak kebahagiaan yang telah aku miliki sebelumnya. Ada kala di mana aku rasa penat menggunung meskipun aku tahu benar cara lari dari penat itu. Mengasihi bahkan mengasihani diri. Aku masih inginkan itu. Tak kuasa melepas, tapi juga tak kuasa merangkul. Aku coba berdamai dengan diriku. Dan biarkan mengalir apa adanya aku. Ah, apa lagi yang kuinginkan? Hanya inikah yang aku bisa lakukan dengan rutinitasnya? Tanpa aku pernah bisa mengukur apa yang bisa lebih kulakukan. Atau aku dibiarkan tak bebas mengukur kapasitasku. Aku ingin lebih dari yang aku punya. Salah? Dan mengapa aku harus dan merasa perlu melihat orang untuk apa yang ku ingin? Akankah mereka melakukan hal yang sama? Aku tak ingin lebih banyak mengumpat lagi. Diam dan lakukan saja!!!

Tuesday, September 23, 2008

cuore

Mi fa schifo!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Vorrei scapare dove potro stare in pace

Sunday, September 21, 2008

uzbekishtan

Tiga orang sahabat dalam kurun waktu satu bulan ini kembali hadir. Masih ingat kisah Takeshi dan Miho dengan pertemuan di Tokyo akhir Agustus? Kali ini kembali terjadi. Meskipun tidak bertemu secara fisik, namun ‘pertemuan’ ini membekas juga. Alisher Abdusalomov, cowok Uzbekistan ini adalah sahabat karib ku saat mengenyam bangku di Unistrasi empat tahun lalu. Sebagai pegawai di UNDP dinegaranya, layaklah dia travel ke sana kemari dengan mengemban tugasnya. Plus pengetahuan bahasa yang tidak diragukan lagi. Terakhir aku dengar kabar, bahwa ia baru saja dari Turki. Namun tidak berkesempatan untuk bertemu dengan Ozge dan Zaliha, dua cewek Turki, teman kami juga. Nah, ketika mengambil kuliah master di London, ia pun bertemu dengan cewek asal Indonesia. Entah apa yang terlintas di benaknya. Kesempatan pertemuan itu ia gunakan untuk menitipkan sesuatu untukku melalui cewek itu. Grace au technology, aku pun dimintanya untuk mencari nama cewek itu lewat search engine di facebook. Cukup lama dan bahkan sempat give up mencari nama Betty Yolanda. Dan akhirnya, nama itu pun muncul di search engine Facebook. Mizz u a lot, Al. Dan foto ini adalah foto terakhir pertemuan kami di bandara Fumiciono, Roma, Italia. Teman terakhir yang bisa aku temui sebelum lepas landas. Bersama Alisher, Zagi, Egle, Virgie, Miho, dan Aku. Kalau sudah seperti ini, kapan bisa bertemu lagi dengan mereka? Dari secarik kertas itu ku tahu kalau ayahnya udah nggak ada. N Alisher sempat merasa jatuh karena kehilangannya itu. Tapi gak butuh waktu lama hingga dia bangkit lagi dan kemudian mengambil master di Inggris, di mana ia kemudian ketemu Yolanda. Dari alisher, aku mendapat panggilan baru ‘ADIDAS’ eheheh yang kemudian ditiru oleh teman2 lainnya. Dan dari Alisher yang paling aku ingat adalah ketika ia sedikit bernada agak tinggi memperingati ku untuk tidak menyentuh minuman beralkohol. - Guyz, gw emang ‘bersih bgt’ waktu di Itali - . Alisher bilang, “kalo lo mau tetep jadi temen gw, gw gak mau n gak suka liat lo minum anggur atau bir”. qqcosa e sempre cambiato, ma io sono sempre stesso. la storia che avevamo scritto mai cancelatto. esisteva sempre.

Sunday, September 07, 2008

true viaggi: 4th stape Pati

Last night at Pantura. Setelah berputar cukup lama di Semarang, akhirnya memutuskan tidur di Santika. Itupun harus kembali tersesat mencari jalan A Yani, terusan Pandanaran lepas Simpang Lima dari arah Tugu Muda. Lost in Semarang. Wex. Cukup dua hari lah bermalam di Santika. Dan Ajaib dengan ID, penginapan pun dapat diskon, meski tidak kalah banyak diskon dari kota-kota sebelumnya. Cukup 15 persen, lebih kecil dibanding Hotel Prima yang 50 %. Kalo Plaza hotel gak tahu lah. Berharap dapat tidur nyenyak n ingin bangun agak siang sedikit, nyatanya gak terkabul. Serangan serangga gak henti di sepanjang malam. Wex, ku pikir hanya semut, nyatanya, runtuhan rayap yang memenuhi bagian bawah bantal. God. Gila, jadi semalaman aku tidur bersama ratusan rayap di hotel ini. Tanpa banyak komentar, aku pun complain ke hotel n belum sempat aku beri keterangan banyak, gak tau nya room boy dah tahu kejadian itu. Jadi.....sebagai kompensasi aku HANYA dipindahkan kamar dari 227 ke 107. HANYA DIPINDAHKAN KAMAR. Padahal dari yang ku tangkap pembicaraan dengan room boy, kejadian runtuh rayap itu sering terjadi. La wong saat aku bilang, yah udah tolong bersihkan, saya keluar sebentar. Justru roomboy menyarankan untuk pindah kamar, takut kamar 227 keruntuhan rayap lagi. JADI.....MASALAH NECH TIDUR DI SANTIKA. Apa yang menarik di Semarang? Keramaian simpang lima yang dari tahun ke tahun memang menjadi trademark. Duduk lama di waktu hampir tengah malam di depan McD Citraland. Nggak ada yang menarik. Pulang ke hotel naik becak 5 ribu. Pfuih, meski masih menyisahkan satu dua pekerjaan lagi, tapi setidaknya kota kabupaten tujuan akhir liputanku sudah kulakukan. Bisa dilihat ekspresi muka ku, kan? Sono cosi felice di poter finirlo. Esok siang perjalanan kembali ke Jakarta. Akhirnya. Sejalan dengan kepulanganku, permasalahan yang mendera sejak awal keberangkatan secara otomatis sudah teratasi. Seperti ada keajaiban. Batere hp yang drop a.k.a ngadat, sudah kembali normal. Dan yang paling penting adalah vibratenya berfungsi kembali. Internet yang sempat nge-drop pun kembali normal. Hanya saja, flashdisc harus aku korbankan sementara waktu karena terinfeksi virus. Mungkin virus yang terbawa saat aku print materi di hotel2 sebelumnya. Yah, sudahlah, bukan materi yang terlalu penting. Jadi ingin segera balik ke Jakarta. Berasa banget lama berada di luar Jakarta, itu pun yang tidak stay menetap di satu kota tertentu. Jadinya.....

true viagi: 3rd etape SMG

Sudah di Semarang dan rencana awalku gagal. Hanya empat kota yang bisa ku garap di hari ketiga ini, jalur Tegal hingga Batang. Weleri dan Kendal, aku garap saat perjalanan pulang saja. Dan di hari ke empat ini, biar aku fokus di Semarang dan sekitarnya, termasuk Demak, Kudus, dan Pati. Minggu aku koordinasi lagi dengan teman kontributor daerah. Semoga saja besok bisa berangkat lebih pagi. SEMOGA SAJA. Aku sebenarnya coba untuk disiplin saat penugasan ke luar kota, tapi nyatanya, semua keinginanku harus bisa didamaikan dengan keinginan yang lain. Aku gak mau ngomongin ini. Capek. Je suis tres decu avec eux. En fait, on pouvait partir plus rapid, parce que je sais bien que on avait besoin plus de cinq heureus pour l’arriver en outre ville. Mais pourquoi ils etaient paraseux. Et pour dimanche, on a organise a partir de cette hotel pres de matin pour qu’on ais bcp de temps pour rester dans cette ville. Mais.....quand on le temps, ils ne l’utilesent bien et sortent tjrs toute la nuit. Ce jour n'etait pas parfait pour moi!!!

Saturday, September 06, 2008

true viagi: 2n etape in Tegal

Maunya bangun lepas jam sepuluh. Tapi apa daya, jam setengah tujuh aku dah bangun. Sementara semalam aku baru bisa tidur jam setengah satu. Sempat beli rokok di warung depan hotel. Cuma hisap sebatang aja dan itu pun gak sampai tandas hingga puntung. Materi dari brebes aku dah terima dan aku dah re-edit lagi. Coz naskah dari temen kontributor cukup panjang menggmbarkan kondisi Losari dan Brebes, jadinya aku pecah saja. Cukup lumayan untuk menambah materi ROAD TO HOLIDAY TRAVEL di pantura ini. Sementara koordinasi dengan teman kontributor lainnya juga sudah aku lanjutkan. Well, mereka sangat membantu peliputan bagi orang yang benar-benar buta tentang pantura. Semoga hasil akhir yang aku sampaikan dari materi yang mereka berikan tidak mengecewakan. Aku yakin banget kalo mereka dah benar-benar kerja keras. Dan aku merasakan itu langsung, tatkala seharian cari data di banyak kota sepanjang pantura jawa barat. STANCO. Batere hp-ku lobet. Jam setengah sepuluh dah bertandang ke mall grage ehehehe. Dengan menumpang becak dari depan hotel. Berlalu lah aku ke mall terbesar itu. Cuma pake sendal jepit aja dengan pede-nya masuk n langsung merambas ke counter hp. Cirebon masih menyisahkan keluh di permulaan hari keduaku. Star jam satu siang. Masih bloquer dans ma tete. Pfuih. Urusan mencari informasi dengan berbenturan garis hirarki yang pada akhirnya membuatku ueneg buanget. Gak perlu kujelaskan ditail lah siapa yang ku maksud. LOT ke empat di pertigaan pintu tol kanci pun usai. Pfuih. Lega rasanya cirebon berhasil kutaklukan. Perjalanan ku lanjutkan ke Losari dan Brebes. Dan saat ku posting blog ini, aku sudah berada di hotel Plaza. Akhirnyaaaaaa.....bisa lempengen badan. Avevo un miracolo che la batteria del mio telefonino funzianato bene!!!! Finalmente.

Thursday, September 04, 2008

true viagi: 1st stape pantura

Wex. Gila banget. Aku tuh yang hanya bisa diam dan berusaha untuk tampilkan senyuman andalanku, tatkala project leader road to holiday travel memintaku untuk incharge sepanjang jalur pantura for 6 days. Ada ape??? Bukan karena aku gak mau mengambil penugasan ini, tapi karena sebenarnya liputan ini, yah, gak mesti dadakan, kan? Apalagi ini adalah penugasanku diluar penugasan kebiasaanku dan kebisaanku. Aku butuh riset dan data. Sementara, sepanjang jalan pantura itu ada sejumlah kontributor yang harus bisa dikoordinasi untuk liputanku. Okelah untuk yang lokasi jauh di luar jawa barat, akan banyak kontributor yang membantu. Nah, permasalahan utama ku adalah, aku nggak sempet untuk koordinasi untuk teman kontributor di kawasan cikampek dan sekitarnya. Hasilnya? Lihat aja dech sendiri gimana. Pulaaaang heheheheh

Hari pertama berat banget. Meski aku nggak mau menambah alasan coz aku puasa di hari pertama ini. Tapi lebih karena persiapan yang kurang matang dan berimbas akunya yang tidak fokus pada data yang aku tampilkan untuk viewer. Aku nggak mau kelihatan bodoh lah. Lagipula, aku seneng juga lah dipercaya untuk garap liputan khusus menjelang lebaran ini. Selain untuk pembuktian diri, sekaligus ajang foto-foto obsesi di kota-kota pulau jawa hauahuahahahha....(guys, gw gak sedih2 amat kok, it so fun. Bener dech. Liat aja pics GW!!!!) Capek? Ya iyalah. Aduh munafik banget kalo bilang gak capek. Namanya juga kerja. Tapi yah itu tadi, ada aja yang bisa aku manfaatin dari keadaan ini. Ada sisi fun. Tapi jangan kemudian, ada yang beranggapan, aku lagi-lagi dapat yang enak terus. Wish you were here. Tinggal bagaimana kalian melihat sisi lain dari yang dijalani sekarang. Pfuih. Kalau kalian beranggapan seperti itu, yah, berarti kalian yang bermasalah pada diri kalian sendiri.

Sunday, August 31, 2008

divertimento?

Perjalanan enam jam dengan duduk di pesawat bukan sesuatu yang menyenangkan. Meski aku pun pernah menjalani penerbangan lebih dari 18 jam dengan kondisi transit yang berkali-kali plus badai gurun. Tapi perjalanan ini cukup unik buatku, tanpa berani berkhayal banyak rencana apa yang ku ‘ingin’. Tapi ini penerbangan malam. Hampir tengah malam. Minus lima menit dari angka 12. 8 pagi lewat 20, pesawat landing di Narita, Tokyo, Jepang. Cuaca pagi cukup cerah. Bahkan nyaris sama seperti yang diduga, kalau Tokyo cerah. Ini liputan luar negeriku ke dua, setelah Kualalumpur hampir setahun lalu. Bedanya, kala itu, aku bersama dengan camera person. Tapi, kali ini, aku menjadi single fighter. Kendalanya adalah, aku harus mampu mengorganisir diriku sebagai reporter plus camper a.k.a VJ. Dan itu gak mudah. Apalagi aku sendiri tidak banyak tahu medannya seperti apa. That’s why, aku akan murka sekali jika ada komentar, “wah enak banget lo pergi ke Jepang”, atau kalimat sejenis yang bernada sarkastik.

Kalau masalah mencari data, bukan masalah untukku. Aku punya cara dan metode sendiri bagaimana mengumpulkan data di tiap liputanku. Tapi, masalah bawaan yang extra berat ini yang menjadi permasalahan utama. Jam 10 lewat dikit. Aku cukup lega bisa melewati pabean dan imigrasi. FYI, sempat stuck di meja imigrasi, saat petugasnya menanyakan kamera yang aku bawa. Glek. Dia pakai bahasa jepang while aku nggak ngerti. Mau ngejelasin pakai bahasa inggris pun percuma.

Jadwal berubah. Aku tidak langsung ke penginapan. Tapi langsung ke Enoshima. Kurang lebih 2 jam lebih dari Tokyo. Dieu. Mental yang aku persiapkan sejak awal pendaratan berubah. Dengan perubahan rencana seperti ini berarti alat yang aku bawa di tas ransel harus di bawa semua ke lokasi. Sementara setengah isi tas ranselku, tidak akan aku gunakan sepanjang liputan di Enoshima. Dan kalau mampir di penginapan, berarti setengah alat bisa ku tinggal di kamar. Bencana pertama.

Sudahlah. Bencana pertama itu usai sudah menetap di kepalaku. Pemandangan sepanjang perjalanan cukup mengikis rasa kesalku. Gila....keren banget pemandangannya. Enoshima itu sendiri adalah pulau yang memiliki keindahan pantai. Dan gak perlu perahu mencapai lokasi tempat ini. Karena ada jembatan penghubungnya. Cukup dihayalkan saja. Bus melintas di kanan tepian bukit, sementara, sebelah kiri, pantai menghampar.

Tapi, nyatanya Cuma kamuflase. Coz hujan mengguyur sisa perjalananku. Imbasnya adalah ekstra perjuangan lagi. Bus berhenti di tempat parkir. Aku berpikir keras, menerobos hujan, tanpa merusak alat. Terpaksa harus realistis. Sebagian alat aku tinggal di bus. Agar kamera bisa aku masukkan ke tas ransel. Prioritas selanjutnya microphone dan ekstra batere, serta tripod.

Hujan dan medan yang mendaki. Lokasinya pun di atas bukit. Sepatu sudah ku lepas dengan sandal sejak di bandara. Kaos pun sudah ku ganti. Tripod besar dan tas ransel harus dibawa di tengah hujan. Jangan tanya bagaimana aku berpayung. Dan jangan tanya bagaimana aku melindungi kamera yang aku bawa. What next? Aku stress coz belum punya adaptor listrik untuk charge hp n batere kamera. Tak punya handuk pula.

Friday, August 29, 2008

mmmhhh....

Yang tersisa dari perjalanan di Tokyo, Jepang. 23-27 Agustus 2008

bel memoria in tokyo

Butuh lima tahun untuk kembali bertemu dengan mereka. Masih ingat banget ketika Miho nangis di pelukanku saat detik perpisahaan di Terminal Piazza Del Gramzi, Siena. Dan masih ingat pula ketika katakan kepadanya. "Ci sono sempre le possibilita nel nostra vita". Dan senin malam, 25 Agustus 2008 pukul 20:30, ucapan itu kuperdengarkan lagi ke Miho. Tak butuh waktu lama untuk Miho mengingatnya. Sisanya, hanya tertawa, terdiam, tertawa, saling diam, saling liat. Hanya itu yang kami lakukan sepanjang pertemuan kami. Ah, bagaimana perasaan ini tidak cemas. Malam pertama pertemuan ku dengan Takeshi gagal coz cuaca Tokyo tidak bagus. Sehingga, ia memutuskan untuk bertemu denganku keesokan harinya, dengan mengajak Miho. Takeshi yang tinggal dan bekerja di Tokyo sangat mudah bertemu denganku. Tapi, Miho, butuh waktu satu setengah jam perjalanan menuju Tokyo. Coz ia tinggal di Hiroshima.
Takeshi semakin membesar, sementara Miho yang kini berusia 24 tahun makin sintal dan seksi. Ia paling manja yang ku kenal selama kami tinggal di Siena. Dan binar matanya masih yang sama. Sementara Takeshi, lebih kalem. Banyak yang berubah. Ku akui itu. Tapi, aku benar merasa beruntung bisa kembali bertemu dengan mereka. Berpelukan, cium, pelukan, senyum, pelukan, saling tatap, dan berpelukan. Sebuah momen di mana kata-kata sudah tidak penting lagi. Dan 35 menit itu pun usai.
Powered by Blogger.