Sunday, May 29, 2011

#Solotraveller 4th Day: Penang - Happy

"Good morning. How are you" "Hi, I'm good, thank you for asking me". "So where do you go?" "Yeah, this is the bus to Bukit Bendera" "Correct" "How long it takes?" "About 45 minutes" "Oke, thank you."
Yeaaaaah pagiku dimulai dengan senyum dari sopir perempuan Rapid Penang. It was gold, folks.
Ramah bener, dan itu jadi booster perasaanku seharian ini. Setelah kemarin....
Siapapun pasti akan senang dengan keramah tamahan, tak terkecuali jika keramahan itu diberi oleh seorang sopir sekalipun. G, kalian harus tahu bagaimana ekspresiku saat itu. Senyum, hanya sebuah senyuman, yang membuat satu hari itu menyenangkan. Good sign.

#Solotraveller 3rd Day: Penang - C'est Grave

30/04/11 Jam 7 pagi aku sudah siap dengan tas ransel. Menarik nafas panjang, dan 'oke, this is it, my next destination #Penang". Penang sebenarnya bukanlah tujuan akhirku. Karena menjawab tantangan seorang teman, kemudian memperhitungkan jarak yang ngga terlalu jauh dari #Melaka, aku kemudian mengiyakan. Mengiyakan dalam waktu kurang dari 2 minggu. Alhasil kasak-kusuk. Ubah rute, riset lagi, dan hunting tiket. *tepokjidat.
Namun, baiklah, sepertinya ke #Penang, akan melengkapi wisata kota tua ku di pesisir Melaka ini.
Karena sudah tak ada lagi yang aku lakukan di kamar, aku putuskan untuk ceck out.
Dan tidak perlu bangunin si penjaga hostel. Katanya, kalo mau ceck-out, kunci kamarnya cukup di lempar ke dalam saja. Baiklah. *pring
Gerimis, maaaaaak!

#Solotraveller 2nd Day, Melaka - I'm so free

29/04/11 07:00 Aiiiiiiiiiih masih gelap bener. Waktunya salah nih. Celingak celinguk, sepi. Bengong di depan pintu. Beneran masih sepi. Swear, aku nggak bohong. Dingin? Nggak sih, tapi laparnya pasti.
Widiiiiih McD 24 jam itu membuat pandangan nggak kemana-mana. Sumpah, aku suka banget dengan posisi hostel ini, strategis bener. Hidup seolah berada di tengah-tengah peradaban, yaitu peradaban kuno dan modern. Tapi, kaki lebih memilih melangkah ke Seven Eleven, 5 meter dari hostel. Roti dan air kemasan ukuran 1,5 liter. Hey, aku sudah mandi shubuh tadi.
Aku pun balik ke kamar, dan menyendiri. Menyusun rencana perjalanan berikutnya di kota ini.
Kalau kemarin, sisi kanan sungai Melaka, maka hari ini adalah sisi kirinya. Dimana banyak bangunan tua Islam. Yup, berdasar pengamatanku sih seperti itu. Dan sisi kiri sungai juga banyak tinggal penduduk lokal. Dan aku tahu, perjalanan hari ini beneran yang super lama, seharian penuh. Jonker Walk salah satu tujuan.

#Solotraveller 2nd Day Melaka - Touchdown Yup

28/04/11 Jam 13 aku tiba di Melaka setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam setengah. Dari Larkin ke Melaka langsung bablas tol, keluar tol kemudian 30 menit menuju terminal sentral, dan 30 menit ekstra mencapai pusat kota Melaka.
Christ Church, bangunan yang dulu hanya bisa aku lihat dari tayangan tivi, namun sekarang bangunan berwarna merah itu, tepat berada di depanku. Akhirnya. Alhamdulillah.
Pekerjaan selanjutnya adalah mencari alamat guesthouse Crazy Backpacker di jalan PM 2. Bingung. Meski aku sudah tanya belasan kali ke supir untuk minta diturunkan di lokasi terdekat, tetap saja...lost!

#Solotraveller 2nd day: Melaka - Drop (again)

28/ 04/ 11 05:30 Aku bangun lebih awal. Sholat Shubuh, kemudian persiapan terakhir untuk menempuh perjalanan ke kota berikutnya, Melaka. Saat matahari sudah menampakkan wujud dan hawa panasnya, aku turun dari lantai 4, menuju lobi, untuk kemudian keliling sekitar hotel.
Tapi, tujuan utamaku adalah mencari sarapan.
Well, ga ada yang banyak bisa dicari di sekililing hotel ini. Tidak bisa direkomendasikan, hanya ingin segera pergi. Meski kemudian aku tertahan di depan Seven Eleven, sekedar basa basi beli juz yang sebenarnya aku tidak perlu banget.
Menghangatkan badan? Nop, sungguh gila. Danga Bay, cukup untuk wisata malam berjalan kaki bersama Asril, dan itu tidak
akan aku lakukan untuk hari berikutnya. Semua di sekelilingku, hanya pekerjaan proyek yang digarap pemerintah lokal. Sepi, teramat sepi. Aku hanya berani berjalan di dalam area tembok. Bergeser sedikit. No way. Mungkin perlu waktu lebih lama untuk membiasakan diri dengan kota ini.
Dan, jam 8 Asril pun muncul. Oke, this is it. Time to say goodbye to him.

Tuesday, May 24, 2011

#Solotraveller 1st day: Johor Bahru - FreeHugs

Jam 7 malam, aku turun dari kamar menuju lobi. Tak lama berdiri, sebuah sedan berhenti di depan hotel. Aku mencoba mengenali sedan itu sambil mendekat. Tidak berapa lama, jendela diturunkan. Si pemilik mobil menyapa. Tepat waktu bener, ucapku dalam hati. Malam itu sesuai janji, Asril mengajakku makan malam bersama keluarganya.
Danga Bay tampak sepi malam itu. Lengang. Tak banyak kendaraan yang lalu lalang. Mobil-mobil warga pun jarang terlihat. Dan jalan besar nan lebar ini rasanya lebih pas dijadikan arena rally, karena mobil pun bisa melaju dengan kencang. Nggak sabar rasanya ingin segera eksplor Danga Bay di malam hari. Untuk cari tahu kehidupan malam kota ini.
Danga Bay itu jadi, distrik, atau lebih tepatnya, dengan menggunakan istilah di Jakarta adalah kotamadya dari Johor Bahru (JB). Letaknya di tepian laut. Makanya disebut Danga Bay. Ehehehe

Saturday, May 21, 2011

#Solotraveller 1st day: Johor Bahru - A Beautiful Stranger

27/04/11 Sisa waktuku di Singapura, kini ditemani Asril, seorang graphic designer dan juga photographer profesional. Dan aku yang biasanya menyembunyikan kehidupan profesionalku saat ditanya orang asing, justru saat itu aku begitu terbuka kepada Asril, kalau aku seorang TV journalist. Padahal, biasanya aku selalu menjawab bekerja di perusahaan asuransi. Upz
Sesuai kesepakatan bersama, aku pun mengiyakan ajakan Asril ke Changi untuk mengambil mobilnya dan bersama kemudian menyebrangi perbatasan.
Alhamdulillah, itu yang aku ucap dalam hati saat bertemu dan berkenalan dengannya. Tanpa keraguan sedikitpun aku menerima kebaikannya. Aku pun yang sejak beberapa jam tiba, selalu memasang muka kecut dan senyum seadanya, kini ada ketenangan. Yup, aku ada teman bicara, setidaknya untuk beberapa jam ke depan.
Tapi, kesenangan itu tidak berlangsung lama. Aku dihentikan oleh petugas jaga yang memintaku untuk membongkar isi tas ku. Aku yang awalnya merasa keberatan, terpaksa membuka tas ransel. Padahal semua itu sudah tersusun rapih, dan aku malas untuk merapihkannya. Dan permintaan petugas jaga itu sungguh berlebihan, bagian dalam tas ku juga dimintanya untuk dibuka. Aku pasang muka kesal. Namun, saat itu Asril menenangkan ku. Ia sendiri, bertanya, kenapa tas miliknya tidak dibuka. Petugas jaga itu bilang, cukup aku saja. Kupret!

Monday, May 16, 2011

#Solotraveller 1st day: 5 hours in Singapore - Destiny

27/04/11 Kurang lebih sepuluh menit, kasak kusuk mencari jalan keluar, akhirnya ku temukan, tangga ke atas yang benar-benar jelas mengantarku menghirup udara bebas. Lebay? Terserah lah, menganggapnya seperti apa, yang jelas, amat sangat tidak nyaman, berada di ruangan yang baru kita tahu, dan kemudian sukses tersesat.
Turun di Stasiun MRT Bugis, berarti berada di Bugis Junction dan terdapat jalur langsung ke pusat belanja. Yup yup yup, aku telah menyadarinya. Peta memang memberikan penjelasan yang sungguh teramat jelas. Namun tetap saja saat berada di medan sesungguhnya, gagap. Telat berpikir untuk membekali diri dengan kompas. Yes, kompas. Next trip, kompas adalah hal yang paling penting, dibandingkan ganti celana dalam tiap hari.

Saturday, May 14, 2011

#Solotraveller 1st day: 5 hours in Singapore - Lost

27/04/11, Dan pukul 13:40 Tiger Airways yang aku tumpangi mendarat di bajet terminal Changi Airport. Saat itu pula, aku mulai peranku sebagai #solotraveller untuk pertama kalinya ke luar negeri.
Dua bulan waktu yang aku perlukan untuk persiapan perjalanan ini. Mulai dari pembelian tiket pesawat, rute perjalanan, pesan kamar, hingga membaca sejumlah catatan perjalanan teman-teman yang pernah melintas di sepanjang rute yang aku buat, yaitu Singapura - Johor Bahru - Melaka - Kuala Lumpur - Penang - Jakarta.
Dengan rute pesisir selat Melaka itu, rasanya tidak maksimal jika hanya ditempuh dalam 4 hari saja. Dengan alasan itu, plus tantangan dari teman, aku pun memutuskan untuk lanjut ke Penang (Melaka tujuan akhir semula). Total 6 hari.

Sunday, May 08, 2011

Dear you

Berusaha mengingat kita pernah kenalan dan berjabat tangan adalah hal terberat yang pernah ku lakukan. Yang terucap kini adalah karena tidak ada kesan kala itu. Bahkan jika kemudian membaca namamu, aku pun tak sanggup mengingat rawut wajahmu.
Dan jika setelah itu, kita seperti telah lama kenal, rasanya itu kemudian menjadi keajaiban. Hal apa yang membuat semua ini menjadi mudah untuk kita. Tanpa sekat, batas, seolah ada kenangan lama yang muncul kembali. Tapi itu bukan dari sisiku, dan tak ku yakin kamu pun punya itu. Lantas apa?
Powered by Blogger.