Saturday, December 03, 2011

Baju Bekas di perjalananku

Sejak punya hobi travelling satu tahun terakhir, aku pun punya kebiasaan baru, yaitu berburu baju bekas. Alasan utama bukan karena aku kekurangan baju, tapi, lebih karena sisi kepraktisan. Tas ransel yang ku miliki sejak 4 tahun lalu tidak memiliki banyak ruang. Awalnya aku maklum, jika kondisi tas akan terasa berat saat berangkat. Dan jika usai perjalanan, aku mau isi tas berkurang. Dan baju-baju bekas itu lah yang aku akhirnya buang, agar ruang di tas ku berkurang. Dengan demikian, juga berkurang beratnya. Apakah kemudian aku akan kembali penuhi dengan oleh-oleh? Nop. Don't push your luck.
Aku biasa berbelanja di pasar baju bekas di kawasan pasar senen. Biasa ku lakukan seminggu jelang keberangkatan. Dan biasa aku habiskan hingga 2 jam untuk mencari baju bekas. Kriterianya, tidak hanya masih layak pakai, tapi juga warna, dan model. Ya, itung-itung, saat di foto, baju ku ngga itu-itu aja sih. Dengan 60K idr aku bisa dapat 4 potong baju.
Cukup dengan model yang praktis, dominan kaos, dan kaos polo. Setelah itu, yah, dilakukan proses pencucian secara berulang, hingga siap pakai, dan terkesan bukan lagi baju yang aku beli dari pasar baju bekas.
Cara ini sukses kok, selama aku travelling. Dan, karena akhirnya merasa cocok, baik model, ukuran, maupun warna, komitmen untuk membuang baju bekas usai travelling, tidak aku lakukan. Baju-baju itu tetap aku bawa pulang ke rumah. Dan hingga kini, masih aku pakai untuk sehari-hari. Jadi, kalau ketemu aku, tebak aja sendiri, apakah baju yang aku pakai, adalah baju bekas atau tidak.
adhie's #TselBlackberry®

0 komentar:

Powered by Blogger.