Monday, June 19, 2006

Satu batang rokok ternyata nggak cukup menghapus gamangku di sore menjelang malam ini. Bahkan dua batang rokok, tak juga mampu hapus gelisahku. Secangkir kopi kental pun tak mampu bertarung hapus rasa sepiku. Entah, yang tiba-tiba aku merasa asing pada kehidupanku. Gelisah yang tak beralasan. Ku sudah berusaha keras hapus kesendirianku malam ini. Nul. Dan kini, ketika lelah berpikirku, mata ku pun sulit untuk ku pejam. Beberapa butir yang ku telan, tak mampu juga buatku pergi. Yang ada hanya terus terjaga hingga lewat tengah malam ini. Malam ini aku gamang dengan diriku. Entah ketakutan apa yang ku simpan di sepanjang perjalanan ini. Yang tiba-tiba saja, sesuatu yang tidak beralasan justru bisa menggangu pikiranku. Kehidupan masa lalu itu yang buat aku berpikir untuk bisa belajar. Tapi, ketakutan itu yang buat aku semakin oleng, berpikir di mana aku bisa berdiri. Dan tidak bisa belajar, bahkan bercermin. Mencoba berdiri di atas keyakinanku akan kesetiaan.
Pernah, di ujung keputusasaanku, ku coba lepas nyawa ini dari ragaku. Pernah pula di ujung bimbangku, ku ingin segera menyambut ajal. Dan aku pun kemudian pernah mengatakan, kalau aku tidak sepengecut itu menghadapi kepahitan yang pernah ada. Kepahitan yang buat aku jera dengan keyakinan yang aku punya. Kebodohan yang aku punya. Ku pernah merasakan berada dalam ruang tanpa bisa aku lihat diriku. Gelap dan sendiri, tak mudah bernafas. Sesak dengan himpitan yang ada. Bahkan tak ada sedikit ruang tersisa untuk ku bernafas. Jujur, bahkan ku takut akan diriku hingga kini.

0 komentar:

Powered by Blogger.