Monday, March 27, 2006


Aku tidak tahu apa yang ada di benakku sesungguhnya. Ku hanya lelah dan bernafsu segera tidur. Dua malam ini kupaksakan diri untuk bekerja. Dan tidur di saat orang harus bekerja. Tapi aku harus melakukan itu. Setidaknya ada yang bisa ku kerjakan lepas tengah malam itu. Di dua malam terakhir akhir weekend ini. Entah kenapa, seberapapun aku lelah melakukan pekerjaan itu, aku menikmati setiap detik dan setiap gerak tubuhku. Terutama jika tidak ada yang mengganggu dan total semua konsentrasi tak terbagi. Aku menikmatinya. Bekerja dan bekerja dan membiarkan orang-orang menimmati hasil pekerjaanku, tanpa mereka tahu siapa di balik itu semua.
Dan weekend ini, aku kemudian hanya bisa memanjakan diriku. Musik, film, computer, tv, games, dan internet. Semua itu jadi temanku di kala weekend. Ketika jenuh, ku bunuh suntukku dengan sedikit perjalanan dan menyantap makanan kaki lima. Goreng ayam, juz sirsak dan sedikit pemandangan. Semua ku nikmati tiap detik yang aku punya. Cool. Bahkan ketika ku kembali, sudah banyak foto di picasa. Missing a lot of think in my behind. Ah?..banyak yang masih bisa kurindukan, tapi banyak pula yang harus ku lalui setelahnya. Hanya bisa tersenyum dengan yang aku punya dulu, dan bangga apa yang telah aku dapatkan dan ku lakukan. Tidak pernah seperti ini.
Aku nikmati yang aku punya. Kebebasan berpikirku. Keleluasaan gerakku. Tidak pernah seperti ini. Bahkan ketika ku melukai seorangpun, ku anggap itu bagian kecil dari apa yang ku jalani dan refleksi dari apa yang pernah ku alami. Tidak akan pernah ada yang adil. Bukan karena kekerasan hati dan kebesaran ego atas semua yang ada. Hanya saja, menurutku, kita tidak bisa memilih dua sisi yang kita punya. Apalagi jika harus menyangkut perasaan dan masa depan. Tapi, apakah perasaan bisa membeli masa depan? Apakah perasaan juga membantu memperbaiki keadaan? Mungkin saja pikirku seperti ini saat ini. Tapi ketika kutemukan sandaran yang tepat, ku yakin aku pun tidak akan mau membayar mahal jika kemudian tidak sebanding dengan yang aku korbankan. Karena, aku bertanggung jawab atas diriku sepenuhnya. Dan ku tak yakin ada seseorang yang bisa. Ku hanya coba bertahan hidup dari himpitan yang ada. Mencari sedikit cela. Memanfaatkan sedikit kemampuan dan kesempatan yang aku punya. Tidak lebih. Coba kembali bangun kepercayaan atas orang lain, tapi tidak memaksa orang lain percaya akan aku. Biar saja. Ku tak memaksa. Aku hanya coba lakukan yang terbaik, meski aku tidak tahu, apa sebenarnya yang terbaik untuk mereka, dan apa yang mereka inginkan dariku. Bicara saja apa adanya. Komunikasikan saja. Tapi dewasalah dengan segala ucapmu. Tidak peduli siapa dan berapa usiamu. Tapi aku cukup tahu, seberapa layak dirimu ku hormati. Dan seberapa pantas ku menilai tiap kata yang diucapkan untukku. Dewasa saja. Karena aku juga akan ambil sikap dewasa dengan kata dan sikapku. Gimana? C?est juste!!!!

0 komentar:

Powered by Blogger.