Wednesday, December 21, 2005


Namanya Alexander Abraham. Usianya 3 tahun. Tidak banyak tingkah dan bicara. Cenderung pendiam. Itu kesan yang bisa kutangkap. Ia tinggal dalam kasih orangtua angkatnya. Sejak nafas pertama Abe, tangisan pertama Abe, ia sudah jauh dari kasih sejatinya. Bahkan pandangan pertamanya, justru tatapan kasih orang lain. Dekapan pertamanya, juga dari orang lain.
Yang jelas, Abe tidak sendiri. Masih ada saudara kecil lainnya yang juga dalam kasih sejati lain. Yang pernah ditolak. Dan hadirnya mereka justru dianggap bencana dan ketidakberdayaan. Sebagian menolak kehadiran mereka atas ketidakberdayaan. Ada pula yang lebih ingin mengasihi diri sendiri. Atas nama harga diri dan kebebasan. Bahasa halus dari keinginan lepas tanggung jawab.
Kalau saja ada pilihan, Abe dan kasih kecil lain, pasti akan memilih hangat kasih yang sejati.
"In every child who is born, no matter what circumstances, and of no matter what parents, the potentiality of the human race is born again: and in him, too, once more, and of each of us, our terrific responsibility toward human life; toward the utmost idea of goodness, of the horror of terror, and of God."

0 komentar:

Powered by Blogger.