Wednesday, December 31, 2008
lay down
in fuoco
Monday, December 29, 2008
Con te
Sunday, December 28, 2008
Me in grey area
Saturday, December 27, 2008
Share with me, please!!!
Friday, December 26, 2008
Skype.....love you much
Apapun teknologi yang diberikan saat ini sangat membantu, terutama teknologi komunikasi. Jenuh bekerja malam ternyata mampu dihibur dengan keberadaan Skype dan Yahoo Messanger. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Tapi kehidupan di belahan dunia sana, tentunya masih bisa beraktifitas normal. Setidaknya di sana baru jam 9 malam. Damn, Come va, Leo? ini temanku asal Taiwan yang sudah lima tahun di Firenze, sebelumnya di Siena. Jago basket dan mahir melukis. Lumayan lama ngobrol di Skype. Well, Thursday, December 25, 2008
Passe la nuit in ufficio
than minum kopi, langsung buka laptop n browsing whole day. Terus...terus....dan terus. Tapi, nyatanya, lepas maghrib harus berangkat kantor, ngasih materi untuk diedit editor di lantai 5 shif 3 hingga esok pagi. Jam segini udah di kantor, periksa materi yang siap edit, dan menunggu jam 11 malam menuju lantai lima yang super sepi dan dingin. Sementara, sambil menunggu update blogger n fezbuq dulu heheheheh. Masih banyak teman yang beraktifitas di malam hari ini, bagi mereka yang programnya tayang malam hari. Dan akan berganti orang-orang ketika lepas tengah malam nanti untuk yang bertugas di program pagi. Seperti inilah suasananya. Sunday, December 21, 2008
Tour Old City
Sudah lama sebenarnya ingin singgah ke museum prasasti, terutama setelah selesai melakukan report tentang museum wayang. coz keduanya punya ikatan khusus. namun baru sekarang ini terlaksana. Bangun pagi jam 4:45 setelah sebelumnya hanya dapat tidur jam 11:30, lepas taping christmas di Kampung Tugu. Khawatir tidak cukup tidur dan berimbas pada muka yang tampak kelelahan di depan kamera. Tapi apa daya, sudah tugas. Jadilah Shubuh dijemput. Wex 5 jam tidur. Sebagai orang dengan tipe pendendam dengan jadwal jam tidur...welll hellooooo sepertinya esok hari harus tidur lebih lama or pilihan kedua tidur lebih awal. Hujan mengguyur Jakarta cukup deras jam 5 pagi, tapi mobil masih dapat menerabas jalan, meski harus ekstra hati-hati. Jalan yang masih sepi cukup membuat mobil leluasa melaju, hingga tiba lah di kantor. Brrrrr dingin. Terus saja hujan mengacam liputan ku hari ini coz jam enam hingga 7:30 hujan masih saja turun dengan deras. Aku sudah di Medan Merdeka Barat, tepat di Museum Nasional. Pfuih, pagi-pagi sudah siap dengan sarapan kuliah kehidupan prasejarah. Mulai dari jaman batu tua, batu muda, hingga peradaban manusia di mezzolitikhum. Bersama Komunitas Historical, aku pun menyusuri jalan Tanah Abang hingga Cideng. Mencari titik peninggalan jaman masa kolonial Jepang 1942- 1945, di mana kala itu orang eropa memiliki kehidupan yang sudah tidak menentu sejak pendudukan Jepang era itu. Dan terciptalah kamp tawanan perang. Meski jejak ini sudah tidak terlihat jelas di sepanjang kali Cideng. Yah, seperti inilah bangsa yang memiliki sejarah??? bingung. Tapi masih tetap inget kalau sudah capek n ngantuk.Saturday, December 20, 2008
For Christmas Episode @ Kampung Tugu
Sandal dan persahabatan
Namanya Aladino. Cowok asal Maroko itu ku kenal karena satu kampus waktu aku kuliah di Siena. Aku kemudian menjadi sangat akrab karena kami berdua bilingue, dia bisa bahasa prancis dan itali. Jadinya kami klop satu sama lain. Gak heran kalau di tiap percakapan, aku ngomong bahasa prancis namun dia jawab dalam bahasa itali, dan begitu sebaliknya. Bahkan dia ku juluki kamus berjalan. Karena dia kerap membenarkan grammar ku. Dia juga lah yang menunjukkan tempat-tempat eksotik di Siena. Well, singkat cerita, dia tertarik dengan sandal yang aku pakai sehari hari di saat kuliah maupun main. Di hari terakhir aku di Siena, dia pun dengan lugas mengatakan keinginannya untuk memiliki sendal itu. Padahal sendal itu sudah cukup dikatakan usang. Sendal itu juga baru aku pakai dua bulan. Dan di kirim langsung dari Jakarta. Intinya sih, aku nggak mau ngasih sendal bekas. Tapi, dia maksa. Dan dia senang banget dengan sendal itu, ketika dia tahu aku meluluskan untuk memberikan sendal itu. Buatku Aladino bukan hanya sekedar teman, bahkan dia dah sudah aku anggap saudara. Yang membuat ku lebih haru adalah, niatnya ketika kau menjelang hari hari terakhir di Italia. Dia datang ke Roma untuk bertemu dengan aku. Dan menghabiskan malam dengan berjalan-jalan di sekitara Colloseum, bersama teman teman dari Turki lainnya. Cukup melelahkan saat itu. Dan kami tidak bisa bermalam-malam, karena besok hari take off ke Jakarta. Di esok paginya, aku tidak mengira sama sekali yang dia lakukan. Aku dah di stasiun kereta, bahkan aku sudah berada di atas kereta menuju bandara, Aladino telpon kalau dia sudah di Stasiun, sesudah lima menit kereta langsir. God.... aku nangis haru dengan yang dia lakukan, dengan persahab
Sunday, December 14, 2008
Battle ready
Bergabung bersama Flashcom berarti siap memasuki sebuah komunitas yang melek teknologi. Karena merekalah sebenar-benarnya pengguna internet dan menjadikan internet sebagai bagian dari sebuah keseharian. Jadi tidak heran kalau topik seputar teknologi selalu menjadi pusat obrolan. Dan bergabung bersama Flashcom berarti juga siap memasuki sebuah komunitas yang terbentuk dari pribadi-pribadi yang unik satu sama lain. Unik karena mereka datang dari beragam profesi dan latar belakang yang beragam. Namun, nyatanya internet juga mampu mempersatukan komunitas ini. Ratusan yang tergabung dalam komunitas ini, tidak saja saling berbagi pengetahun teknologi terbaru, tapi juga berimbas pada lahirnya jaringan persahabatan. Dan semoga saja, persahabatan yang ada bukanlah persahabatan yang dangkal...come n go....come n go. Guyz, komunitas ini butuh kita!!!Saturday, December 13, 2008
Feel Free
Cukup sudah dua hari dengan penuh pergulatan yang tiada henti. Sudah saatnya menghibur diri tanpa peduli apapun. Aku berhak dapatkan itu. Banyak cerita yang tersimpan, tapi tak satupun bisa diungkap. Bukan tidak ingin, melainkan tidak bisa pula. Entah, tiba-tiba semua bloquer. Di sinilah aku sekarang, Bandung. Damn, kenapa dua hari ini seperti berada di neraka. Untungnya pergulatan emosi ku masih bisa teredam. Dua minggu lebih, aku berkutat dengan permasalah microphone yang hilang di kantor, berat permasalahannya karena mic itu dipinjam atas namaku. Sementara aku sadar banget gak lagi pinjam mic itu. Jadinya selama kurun waktu itu, konsentrasiku terbagi, antara pekerjaan, kehilangan mic, dan permasalahan berimbas pada keuanganku satu tahun ke depan. Wec, aku harus ganti mic itu lah. Tuhan beri aku jalan. Sehari sebelum deadline. Mic itu ku temukan di dalam sebuah laci pojok ruangan dekat ruang digitize. Yup di laci Xin Wen. Damn, aku benar benar mengutuk orang yang berani menyimpan mic itu. Entah sadar or ga, tetep aja tidak dibenarkan menyimpan mic selama dua minggu. Apalagi status mic itu dipinjam bukan atas namanya. Ngga tau diri dan benar benar gak lucu. Gak punya pikiran. Apa yang akan terjadi kalo aku tidak menemukan mic itu lepas tanggal 15? Gaji ku dipotong perbulannya selama satu tahun. MIKIR GAK SECH LO???? Kerugian yang dialami karena kelakukan lo yang benar benar GAK LUCU!!!! MERDE!!!! Aku berhak luapin kata kata ini, karena perasaan ini yang aku pendam selama dua minggu, dengan segala komplikasi sebabnya kemudian hari. GILA!!! Satu permasalahan belum terlalu usai, keesokan harinya, kejadian yang bikin ngenes. Tapi sudahlah, sekarang aku dah bersama teman teman baruku. Membuka pergaulan baru. So far, mereka cukup menyenangkan. Dan apa yang kudapati sekarang, aku nikmati. Karena gak ada cara lain, bukan?
Thursday, December 11, 2008
le memoria
Thursday, November 27, 2008
Countdown
Lepas dari semua yang ada rasanya berendam dalam kesunyian adalah pilihan terakhir, daripada harus bermuram dan mengutuk diri. Semuanya bisa saja menjadi mungkin, tapi apakah lelah dapat meluluskan keinginan yang kutahu adalah sesuatu yang mustahil. Kenapa semuanya kemudian menjadi karam? Terdiam di kedalaman. Teronggok bisa dalam kesunyian yang begitu dingin. Bernafas pun tidak bisa, bahkan enggan untuk menyambung asa. Biar ini kemudian tenggelam saja. Tak ada lagi eksistensi atas kemampuan. Meski banyak ingin yang muncul. Tapi, jika waktu telah ditentukan, ku mau apa lagi? Apalagi? Balik lagi ke filosofiku "Berkorban untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar"
Saturday, November 22, 2008
thnx fezbuq
Nggak bisa dibilang sebagai facebook addicted juga sih, meski kini lebih banyak menghabiskan waktu ngoprek fezbuq. Tagging foto ke temen-temen lama, dan puas dengan melihat kepuasan di mereka saat melihat foto-foto jadul. Gosh. Meski gak bisa melihati secara visual, tapi dari email balasan yang aku terima, beragam ekspresi yang kudapatkan, mulai dari teriak, tertawa, sedih, menangis. Indah rasanya bisa memberikan kebahagiaan ke teman yang kita sayangi, meski hanya lewat foto. Dan yakin deh, foto berbicara banyak terhadap apa yang telah dilakukan. Dari selembar foto, aku bisa saja membuat sebuah script cerita panjang. Tapi, aku lebih memilih senyum dan memiliki itu sendiri. Dan biar orang-orang yang ada difoto itu yang tahu apa yang tersurat dan tersirat , penuh makna. Guyz, gw kangen bangeeeeed ma kalian.
Thursday, November 20, 2008
Lontano
3 sessions syndrome
Nonton serial tv sebenarnya hal yang benar benar menyita waktu n duit. tapi kalo suka, apapun dilakuin. Tapi, jika serial itu kemudian memiliki plot yang njelimet n mengada-ada. TAMAT, deh. Heroes sepertinya yang akhirnya tidak akan kuteruskan untuk melanjutkan nonton. Cukuplah musim pertama dan musim kedua membuat ku terperengah dengan plot yang kuuuuul. Meski sebenarnya di ujung musim kedua sudah mulai tampak....kok jadi gini...kok jadi gitu. Ya wez, mungkin penambahan karakter bisa bangun cerita yang dinegeri sananya sendiri juga dah merosot. Nyatanya...pfuih malas melanjutkannya. Setali tiga uang ku tanam kekecewaan dengan Traveler. Anjrit, ini serial keren banget. Bikin gak berhenti untuk nonton. Plotnya bagus. Keren. Meskipun inspired dari beberapa serial sebelumnya yang memaksa tokoh utama dikejar-kejar polisi a.k.a cerita gak original. Tapiiiiiiiii....damned cuma bisa nonton sampai musik pertama. Gak ada kabar lagi tuh serial. Pernah juga ngikutin Prison Break n Supernatural......menyedihkan. Kalau Prison Break....aduh gak kuatlah nunggu endingnya, dah lagi ceritanya diulur-ulur. Supernatural juga. Asik banget ngikutin musin sampai dua musim. Hantunya asik. Yang dihunting juga jelas. But....enough dech
Saturday, November 15, 2008
Ho 28 anni

28? Gosh!!!! Yup, aku dah berusia 28 hari ini. Melewati detik-detik pergantian hari hanya aku jalani dengan tidur dua jam sebelum detik berganti hari. Lelah dari pekerjaan hari sebelumnya dan harus bangun pagi pula untuk liputan. Jam sembilan pastinya. Berarti harus take-off dari rumah jam 7. Berarti harus bangun jam 6 (paling lambat) berarti harus tidur setidaknya 7 jam. Begitu hitung-hitungannya. Dan pagi sudah berada di kantor persiapan ke kampung tugu. Camper-nya cahya? Yes. Upz, masuk keruang camstore. “hapy b’day, Di”. Wex. Aku pun kasih tanda agar tidak melanjutkan ucapannya, dengan isyarat agar tidak terucap keras. Aku memang terbiasa tidak mem-publish kapan ulang tahunku. Terdaftar di facebook n friendster rasanya cukup deh. Coz setelah teregistrasi, maka otomatis ulang tahun akan di publish mereka. Makanya, sebelum berangkat ke kampung tugu, aku sempetin buka fesbuk di kantor. Hehehehe ada sejumlah ucapan sih dari temen-temenku. Thnx, guyz. Selebihnya, hanya menjadi kesenangan pribadi aja kalo hari ini aku ulang tahun. Lagipula ucapan langsung karena mereka tahu aku berulang tahun hari ini, lebih dalam maknanya, dari pada mengucapkan ulang tahun setelah kue ada di hadapan. Gak bisa disalahkan juga sih, kalo mereka gak tahu. Malas aja publish n ‘guyz gw ulang tahun lo hari ini!!!!” malu deh aku kalo sempat melakukan itu. Cari perhatian banget. N gak penting juga. Bukannya bertambahnya usia itu harus dimaknai, dan bukannya dirayakan? Mmmmm makna? Dah sadar akan banyak tuntutan yang akan diemban olehku di usia ini. Tuntutan sosial utamanya. No comment dech. Yang jelas, dengan apa yang aku miliki saat ini, aku cukup bahagia, meski jauh dari tingkat kepuasanku. Next will be better lah. Tul, kan, hun?
vecchia chiessa dal portuguise
Thursday, November 13, 2008
Bung Karno behind me
Wednesday, November 12, 2008
Tuesday, November 11, 2008
Monday, November 10, 2008
Saturday, November 01, 2008
hujan n mampir d shi jack

Gak mgkn menerobos hjn yg begitu deras. Posisi dkt mangkunegaran untk SIEM. So, shi jack jadi plhn utama untk mencari hangat. Segelas susu coklat panas, b'harap bisa buat hangat bdn. Yg unik, nama 'menu' d buat fun, misalnya, sukatman, tante susy, suteja, stang, n superman. Sdgkn untk makanan, ada pisang owol yg artinya ya...gitu dech. So, mampirlah tnda susu d kota barat, jalan muwardi, solo. Buka dari jam 5 till telas a.k.a habis.
Friday, October 31, 2008
Wednesday, October 29, 2008
un grande dolore
Della prima volta accetato questo viaggio non mi sento bene. Prima di partenza, ci sono le problemo , supratutto con l’aerio per prendermi a fuori citta. Et oggi, dopo 5 giorni, i giorni sono abbastanza bastardi. E resta 5 giorno. Non sono securo che cosa sara. Ma provero a ottimista. Mungkin ada baiknya bercermin. Tapi apa yang dapat direfleksikan dari bayangan cermin yang didapat. Nggak banyak hal yang bisa ditangkap. Dan aku kemudian merana? Entah. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan saat ini. Saturday, October 25, 2008
Solo 1st day
Pagi di hari pertama di Kota Solo, sudah bertandang ke Hotel Sunan. Bukan untuk ceck in tapi untuk mengurus banyak hal untuk liputan sepuluh hari ke depan di Solo. Tiba semalam di Solo dengan Sriwijaya Air jam 19:45. Langsung meluncur ke Pramesthi, kurang lebih lima belas menit dari bandara. Menelusuri malam yang masih muda. Capek n laper. Dan foto di atas adalah sebagian dari aktifitas panitia yang incharge di WHCC dan Siem. Sementara jumlah yang lebih banyak lagi dapat di temui di lobby bawah. Perjalanan yang cukup panjang berada di kota ini. Suhu? Dieu, il faut chaut chaque jour, je crois. Dormiro per 4 giorni in Riyadi Palace. Masih ngantuk banget euy. Tapi, perjalanan hari ini adalah ke Sragen. Satu setengah jam perjalanan menuju barat pusat kota. Adoh a.k.a jauh yah. Secara hari ini belum banyak acara yang bisa dicover. Baru sore menjelang malam. Dan besok adalah adalah acara terpadat. Nikmatin aja lah. Masih nggak habis pikir untuk charge taksi 40.000 dari bandara ke hotel meski jarak yang ditempuh relatif dekat. Jadi berpikir, bagaimana operator taksi itu menghitungnya yah???Friday, October 24, 2008
nge- Blog partout
Yeeeee, aku nemuin cara baru untuk tetap update blog dimanapun aku berada. Ini sebenarnya teknologi lama yang sudah dikembangkan Blogger dengan Google, hanya saja aku baru 'menemukan' teknologi. But, tetap saja yang dibutuhkan adalah jaringan komunikasi yang tetap dapat diakses dimana pun aku berada. Jieeee. Mmmmm jadi tambah rajin dech nih update blog. Via handphone pula, untungnya, perangkat teknlolgi dari Sony Ericsson K850i juga menanamkan software blog untuk tiap foto yang berhasil dicapture. Jadi, tambah cinta dengn SE.
Thursday, October 23, 2008
Ho Pianto
Sunday, October 19, 2008
@ Leksika Bukstore
Lokasinya tuh, dekat kantor PDI Perjuangan, di depannya banget. Susah yah, ngebayanginnya. Di jalan raya lenteng agung, kalo dari arah depok, dekat dengan fly over tanjung barat ke arah pasar minggu yah. or dekat stasiun tanjung barat. Jalan dikit aja ke arah selatan.
Wednesday, October 15, 2008
Tuesday, October 14, 2008
Sunday, October 05, 2008
lebaran
Lebaran sudah lewat. Bertambahnya usia tampaknya, kemeriahan juga jadi berkurang. Sudah tak perlu lagi direpotkan beli baju lebaran atau lainnya. Justru sekarang lebih berpikir, bagaimana bisa kasih uang untuk keponakan atau beli keperluan lebaran lainnya untuk di rumah. Duh, jadi ingat saat kalap borong belanjaan saat ada bazar di kantor. Beli ini itu yang sebenarnya Cuma lapar mata aja dan didorong dengan kesempatan yang ada. Pertanyaan selanjutnya, aku beli barang karena ingin atau perlu? Yang jelas, balik lagi masalah lebaran, aku hanya berdua saja dengan nyokap di rumah. Anggota keluarga yang lain sudah memiliki kehidupan lainnya. Sebagai yang dituakan di garis keluarga bokap, berimbas pada mengalirnya kedatangan saudara, adik dari bapak, sepupu, dan lain-lainnya ke rumah. Tak ayal, gak sempat bisa berduduk lama, karena sebentar saja tamu silih berganti datang. Seru? Pfuih seru banget. Tapi, kemeriahan lebaran tahun ini ada yang beda. Dua adik bokap dah nggak ada sejak hampir setahun lalu. Berasa aja kehilangannya. Setahun kemarin, aku masih bisa mendengar adik bokap yang selalu menjadi imam masjid keluarga di sepanjang tarawih. Lebaran berkunjung ke rumahnya. Sekedar kumpul dengan saudara-saudara lainnya. Monday, September 29, 2008
ben pagato?
Puasa menjelang hari terakhir. Jangan tanya kualitas puasa ku tahun ini. Banyak yang Tuhan sudah beri ke aku, tapi sebaliknya. Tapi banyak pula yang tidak kumiliki lagi di bulan puasa tahun ini. Tahun ini, sepanjang perjalanan sejarah, aku tidak buka puasa dengan teman-temanku. Baik itu buka puasa di luar, apalagi di rumah yang memang biasa aku adakan, sebagai ajang reuni kecil2an. Sudahlah, hidup sudah banyak yang berubah. Prioritas sudah sangat dimatangkan. Dan buka puasa sudah bukan lagi milik kami dan bukan prioritas kami. Well, banyak hal yang kupikirkan, tapi banyak pula yang diacuhkan dan dianggap angin lalu. Ada pula sejumlah kebahagiaan yang kumiliki, tapi aku masih inginkan kebahagiaan lain. Tak jarang, aku paksa diriku berpikir keras untuk raih kebahagiaan lain itu dan menampik banyak kebahagiaan yang telah aku miliki sebelumnya. Ada kala di mana aku rasa penat menggunung meskipun aku tahu benar cara lari dari penat itu. Mengasihi bahkan mengasihani diri. Aku masih inginkan itu. Tak kuasa melepas, tapi juga tak kuasa merangkul. Aku coba berdamai dengan diriku. Dan biarkan mengalir apa adanya aku. Ah, apa lagi yang kuinginkan? Hanya inikah yang aku bisa lakukan dengan rutinitasnya? Tanpa aku pernah bisa mengukur apa yang bisa lebih kulakukan. Atau aku dibiarkan tak bebas mengukur kapasitasku. Aku ingin lebih dari yang aku punya. Salah? Dan mengapa aku harus dan merasa perlu melihat orang untuk apa yang ku ingin? Akankah mereka melakukan hal yang sama? Aku tak ingin lebih banyak mengumpat lagi. Diam dan lakukan saja!!!Tuesday, September 23, 2008
Sunday, September 21, 2008
uzbekishtan

Sunday, September 07, 2008
true viaggi: 4th stape Pati
true viagi: 3rd etape SMG
Saturday, September 06, 2008
true viagi: 2n etape in Tegal
Thursday, September 04, 2008
true viagi: 1st stape pantura
Hari pertama berat banget. Meski aku nggak mau menambah alasan coz aku puasa di hari pertama ini. Tapi lebih karena persiapan yang kurang matang dan berimbas akunya yang tidak fokus pada data yang aku tampilkan untuk viewer. Aku nggak mau kelihatan bodoh lah. Lagipula, aku seneng juga lah dipercaya untuk garap liputan khusus menjelang lebaran ini. Selain untuk pembuktian diri, sekaligus ajang foto-foto obsesi di kota-kota pulau jawa hauahuahahahha....(guys, gw gak sedih2 amat kok, it so fun. Bener dech. Liat aja pics GW!!!!) Capek? Ya iyalah. Aduh munafik banget kalo bilang gak capek. Namanya juga kerja. Tapi yah itu tadi, ada aja yang bisa aku manfaatin dari keadaan ini. Ada sisi fun. Tapi jangan kemudian, ada yang beranggapan, aku lagi-lagi dapat yang enak terus. Wish you were here. Tinggal bagaimana kalian melihat sisi lain dari yang dijalani sekarang. Pfuih. Kalau kalian beranggapan seperti itu, yah, berarti kalian yang bermasalah pada diri kalian sendiri.
Sunday, August 31, 2008
divertimento?
Kalau masalah mencari data, bukan masalah untukku. Aku punya cara dan metode sendiri bagaimana mengumpulkan data di tiap liputanku. Tapi, masalah bawaan yang extra berat ini yang menjadi permasalahan utama.
Jadwal berubah. Aku tidak langsung ke penginapan. Tapi langsung ke Enoshima. Kurang lebih 2 jam lebih dari Tokyo. Dieu. Mental yang aku persiapkan sejak awal pendaratan berubah. Dengan perubahan rencana seperti ini berarti alat yang aku bawa di tas ransel harus di bawa semua ke lokasi. Sementara setengah isi tas ranselku, tidak akan aku gunakan sepanjang liputan di Enoshima. Dan kalau mampir di penginapan, berarti setengah alat bisa ku tinggal di kamar. Bencana pertama.
Sudahlah. Bencana pertama itu usai sudah menetap di kepalaku. Pemandangan sepanjang perjalanan cukup mengikis rasa kesalku. Gila....keren banget pemandangannya. Enoshima itu sendiri adalah pulau yang memiliki keindahan pantai. Dan gak perlu perahu mencapai lokasi tempat ini. Karena ada jembatan penghubungnya. Cukup dihayalkan saja. Bus melintas di kanan tepian bukit, sementara, sebelah kiri, pantai menghampar.
Tapi, nyatanya Cuma kamuflase. Coz hujan mengguyur sisa perjalananku. Imbasnya adalah ekstra perjuangan lagi. Bus berhenti di tempat parkir. Aku berpikir keras, menerobos hujan, tanpa merusak alat. Terpaksa harus realistis. Sebagian alat aku tinggal di bus. Agar kamera bisa aku masukkan ke tas ransel. Prioritas selanjutnya microphone dan ekstra batere, serta tripod.
Hujan dan medan yang mendaki. Lokasinya pun di atas bukit.
Friday, August 29, 2008
bel memoria in tokyo
Butuh lima tahun untuk kembali bertemu dengan mereka. Masih ingat banget ketika Miho nangis di pelukanku saat detik perpisahaan di Terminal Piazza Del Gramzi, Siena. Dan masih ingat pula ketika katakan kepadanya. "Ci sono sempre le possibilita nel nostra vita". Dan senin malam, 25 Agustus 2008 pukul 20:30, ucapan itu kuperdengarkan lagi ke Miho. Tak butuh waktu lama untuk Miho mengingatnya. Sisanya, hanya tertawa, terdiam, tertawa, saling diam, saling liat. Hanya itu yang kami lakukan sepanjang pertemuan kami. Ah, bagaimana perasaan ini tidak cemas. Malam pertama pertemuan ku dengan Takeshi gagal coz cuaca Tokyo tidak bagus. Sehingga, ia memutuskan untuk bertemu denganku keesokan harinya, dengan mengajak Miho. Takeshi yang tinggal dan bekerja di Tokyo sangat mudah bertemu denganku. Tapi, Miho, butuh waktu satu setengah jam perjalanan menuju Tokyo. Coz ia tinggal di Hiroshima.Takeshi semakin membesar, sementara Miho yang kini berusia 24 tahun makin sintal dan seksi. Ia paling manja yang ku kenal selama kami tinggal di Siena. Dan binar matanya masih yang sama. Sementara Takeshi, lebih kalem. Banyak yang berubah. Ku akui itu. Tapi, aku benar merasa beruntung bisa kembali bertemu dengan mereka. Berpelukan, cium, pelukan, senyum, pelukan, saling tatap, dan berpelukan. Sebuah momen di mana kata-kata sudah tidak penting lagi. Da














